Minggu, 08 Maret 2009

Sapa Ramadhan : Siap Lahir Batin Hadapi Ramadhan

By PKPU Online

Dari Abi Hurairah ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda "Rasulullah SAW bersumpah tidak ada bulan yang paling baik bagi orang beriman kecuali bulan Ramadhan, dan tidak ada bulan yang paling buruk bagi orang munafik kecuali bulan Ramadhan, ..." (HR. Imam Ahmad).

Cici Tegal, artis yang saat ini menjadi duta Zakat Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU). Saat Ramadhan, selain ia menjaga stamina tubuh juga konsen menjaga kebersamaan dengan keluarga." Saya saat Ramadhan, walau kesibukan bertambah tapi fokus kebersamaan keluarga tetap dijaga, apalagi ibu saya sudah lanjut usia" ucap Cici yang memang jadwal Ramadhan sangat padat.

Itulah Ramadhan. Banyak hal yang dirindukan setiap orang. Selama bulan ini, hamba dengan Tuhannya serasa tak berjarak. Ramadhan juga sering disebut sebagai bulan penempaan. Selama Bulan Suci, jiwa umat selalu dijaga agar tidak 'membelok' ke jalur yang salah menurut agama.

Setiap detik ibadah di jaga, tak ayal bulan ini dinamakan bulan meningkatkan kualitas iman dan taqwa. Semua berlomba-lomba untuk mencari ridho Allah Swt. Siapapun manusia dunia yang menginginkan bulan suci Ramadhan dianjurkan memperbanyak amalan sunnah. Lalu amalan sunnah seperti apa yang harus dilakukan?

Menurut Muhammad Arifin Ilham, seorang dai muda yang rutinitas hidupnya sudah terjadwal, mempunyai cara tersendiri dalam memperbanyak amalan sunnah," Biasanya pada bulan Ramadhan saya selalu berada di rumah, berbanyak sholat malam dan berzikir. Ramadhan adalah bulan pengendalian diri, dan bukan lebih banyak beraktifis," ucap Arifin yang biasanya sebelum Ramadhan pergi Umroh.

Selain itu para ahli dakwah juga berpendapat ada beberapa hal yang harus kita persiapkan secara lahir batin dalam menggapai amalan sunnah. Berzikir dan membaca (tilawah) alquran. Semua dilakukan, agar kita mampu untuk mengisi bulan yang penuh berkah ini dengan kegiatan yang dapat menambah bobot umur ketika kita menghadap Allah Swt. Secara pribadi setidaknya setiap manusia mempersiapkan kedatangan bulan ini secara optimal, karena persiapan ini akan mempengaruhi baik tidaknya mengisi amaliah Ramadhan.

Menumbuhnya Rasa Kedermawanan

Imam Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumuddin berkata "Ketahuilah bahwa puasa terbagi dalam 3 tingkatan, puasa umum, puasa khusus, dan puasa khususil khusus" (Ihya-jld 1/277). Imam Ibnu Rajab Al-Hambali berkata "Tingkatan kedua orang puasa adalah yang puasa di dunia ini karena karena Allah, maka ia menjaga kepala dan apa yang dibawahnya, menjaga perut dan apa yang di sekelilingnya dan mengingat mati serta pasca kematian, orientasi hidupnya akherat maka hari Iednya adalah hari bertemu dengan Tuhan-Nya dan hari kebahagiannya adalah hari ketika ia melihat Tuhan-Nya".
Perkataan dua ulama ini menunjukan bahwa ada diantara orang yang berpuasa hanya mendapatkan keletihan tanpa ada keistemewaan yang ia dapatkan dan ada juga jenis orang yang berpuasa dan mendapatkan keistimewaan yaitu orang yang dapat mempersiapkan diri dari sisi ahklaq, karena tanpa persiapan sisi ini puasa hanya akan menahan lapar dan haus saja tanpa mampu menjaga akhlaq sehingga puasa kita menjadi nihil dari sisi pahala.

Disamping hal tersebut diatas persiapan dari sisi materi penting juga kita laksanakan agar kita dapat mencontoh Rasulullah dari kedermawanan yang beliau contohkan ketika datang bulan Ramadhan sebagaimana yang riwayatkan dari banyak hadits. Dari kitab Shahihain Ibnu 'Abbas ra berkata " Rasulullah adalah manusia yang paling dermawan, dan beliau semakin dermawan pada bulan Ramadan ketika berjumpa dengan Jibril untuk bertadarus Al-Quran, kedermawanan Rasulullah ketika itu bagaikan
angin yang berhembus".

Jadi semua kembali pada manusianya, karena diantara akhlak atau sikap yang harus dijaga saat ini sikap keridhaan dalam kedermawanan, karena menurut Manajer Pembinaan Insani PKPU ustadz M. Suharsono, Lc, "Ada perbuatan paling terpuji yang juga dianjurkan yaitu shadaqah. Dalam bershadaqah terkadang menjadi sebuah amalan yang amat berat, atau berat-berat ringan. Berat karena memang secara fitrahnya manusia
mempunyai kecenderungan untuk mencintai harta" ujar ustadz muda ini. Namun kini yang terjadi di tengah masyarakat adalah sebaliknya.

Semakin dekat waktunya Ramadhan. Semakin tak peduli. Perhatian malah difokuskan
pada persiapan perayaan Idul Fitri. Ini terjadi akibat pemahaman yang salah terhadap Ramadhan. memandang bahwa puasa Ramadhan hanyalah sebuah ritual belaka. Bagaimana dengan Kita ?. Wallahu'alam

Membekali Kemenangan Ramadhan

Krisis multidimensi yang melanda negeri ini luar biasa. Betapapun sulit dijangkau nyatanya memang harus dihadapi.Sesungguhnya, jika semua manusia berpikir positif barangkali setiap point permasalahan dapat ditanggulangi. Bagaimana dengan Ramadhan. Dapatkah bulan penuh ampunan ini, menjadikan jalan penyelesaian?

Untuk pendekatkan sasaran tersebut, pastinya Allah menciptakan Ramadhan penuh dengan keutamaan-keutamaan dan kemuliaan. Untuk itu diperlukan dalam mempelajari dan memahami dengan bekal-bekal yang harus dimiliki oleh kita. Diantara bekal itu adalah persepsi Ramadhan yang sesunguhnya, fiqih puasa serta makna Idul Fitri.

Mengenai persepsi Ramadhan. Rasulullah SAW, sebelum Ramadhan datang mengumpulkan para sahabatnya dan berkhutbah tentang Ramadhan. Adapun isi khutbah diantaranya sbb : " .. bulan yang sangat agung yang penuh dengan barokah, yang didalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan dimana yang Allah telah menjadikan puasa didalamnya sebagai puasa wajib, qiyamullailnya sunnah, ...dst. (HR. Ibnu Hujaimah, beliau berkata: hadis ini adalah hadis sahih) Selain itu Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada kita untuk melakukan ibadah puasa di bulan Sya'ban. Dengan banyak berpuasa di bulan Sya'ban berarti kita telah mengkondisikan diri, baik dari sisi ruhiyah atau jasadiah. Nantinya tidak akan terjadi lagi gejolak fisik dalam proses penyesuaian. Seperti banyak terjadi pada orang yang pertama kali berpuasa, misalnya lemas, badan terasa panas, tidak bersemangat, banyak mengeluh, dsb. Untuk dapat mengkondisikan hal tersebut, kita diwajibkan untuk menjaga ruhiyah (hati) dengan memperbanyak membaca (tilawah) Alquran.

Dalam Alquran di katakan, "Bulan Ramadhan bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) maka barang siapa mendapatkan hendaklah ia puasa (QS : Al-Baqarah : 185)

Itulah Ramadhan. Bulan penuh dengan godaan dan hasrat. Namun alangkah indah jika ditambah ilmu yang cukup. Ilmu yang menjadikan Ramadhan dalam meningkatkan kualitas iman dan taqwa, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : Banyak orang berpuasa yang tidak mendapat apa-apa dari puasanya kecuali lapar. Dan banyak orang shalat malam, tidak mendapat apa-apa dari shalatnya kecuali bergadang. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah).

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda : "Barangsiapa tidak meninggalkan kata-kata dusta (dalam berpuasa) dan tetap melakukannya, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya". (HR. Bukhori)

Dari dua hadits diatas bisa disimpulkan bahwa membekali diri dengan segala ilmu yang berkaitan dengan puasa, sangat berpengaruh terhadap kemampuan kita. Dengan meningkatkan kualitas ketaqwaanlah nantinya bulan Ramadhan yang mulia ini dapat dinikmati hingga akhir.

Tidak ada komentar: