Minggu, 01 Maret 2009

Jendela Rumah Sakit

JENDELA RUMAH SAKIT

Dua orang pria yang sedang menderita sakit keras sedang dirawat di sebuah rumah sakit. Seorang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu.

Sedangkan seorang yang satunya lagi harus berbaring lurus di atas punggungnya.

Setiap hari mereka bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan keluarganya, rumah, pekerjaan, dan hal-hal lain yang menyenangkan.

Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela diperbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama 1 jam itulah, pria kedua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna Indah yang ada di luar sana…

“Di luar jendela, tampak sebuah taman dengan kolam yang Indah. Angsa dan itik berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga yang Indah. Sebuah pohon tua yang besar menghiasi taman itu, dan jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Benar-benar senja yang Indah…

Pria pertama tersebut menceritakan keadaan di luar jendela dengan detail, sedangkan pria yang satunya berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemandangan itu. Perasaannya menjadi tenang dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi makin kuat, percaya dirinyapun bertambah.

Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk di dekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas. Meski pria yang kedua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria yang pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang Indah.

Begitulah seterusnya, dari hari ke hari. Dan satu minggupun berlalu…

Suatu pagi, perawat dating membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua meminta kepada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semua selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. Betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia melongokkan kepalanya ke jendela di sampan tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG!!!

Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah meninggal dunia tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa Indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun…

“Barangkali, ia ingin memberimu semangat hidup..” kata perawat itu.

—ooOoo—

Renungan:

Kita percaya bahwa setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu yang mampu memelisik sisi terdalam hati manusia, dan akan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-katam akan selalu memacu dan memicu kita untuk menggerakkan setiap anggota tubuh kita, dalam berfikir dan bertindak.

Kita percaya, dalam kata-kata tersimpan kekuatan yang sangat kuat. Dan kita telah sama-sama melihatnya dalam cerita di atas. Kekuatan kata-kata, akan selalu hadir pada kita yang percaya.

Kita percaya, bahwa kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan, akan memberikan kontribusi positif dalam setiap langkan manusia. Kalimat-kaliman yang bersemangat, tutur kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita. Ada ha-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Menyampaikan keburukan, sebanding dengan setengah kemuraman, namun menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri. .

“Jika Anda membuat seseorang bahagia hari ini, Anda juga membuat dia berbahagia 20 tahun lagi, saat ia mengenang peristiwa itu” (Sydney Smith)

Tidak ada komentar: