Jumat, 01 Mei 2009

The Marshmallow Kids

The Marshmallow Kids

oleh Oemar Bakrie

Beberapa hari yg lalu penceramah tarawih di masjid dekat rumah saya menyampaikan cerita tentang The Marshmallow Kids. Saya ingin share di sini, siapa tahu bermanfaat.

Tahun 60an di sebuah universitas di amerika dilakukan eksperimen pada anak-anak kecil usia sekitar 4 tahun (TK). Kepada mereka, satu-persatu diberikan satu buah marshmallow (sejenis permen) namun diminta menunggu. Kalau mereka sabar menunggu tidak memakannya sampai si pemberi permen tadi kembali (dalam waktu 15-20 menit) maka anak-anak itu akan diberi marshmallow ke dua.

Dari belasan anak yg diuji, kira-kira hanya sepertiganya yg sabar menunggu sehingga mereka mendapat marshmallow ke dua. Sepertiga yg lain pada awalnya mampu menahan diri untuk tidak memakan marshmallow tadi, tapi akhirnya makan juga tanpa bisa menunggu sampai waktu yg ditentukan. Sementara itu ada sepertiga lagi anak-anak yg sama sekali tidak mampu menahan diri dan langsung memakan marshmallow yg diberikan.

Nah, perkembangan semua anak-anak itu dipantau terus sampai sekolah yg lebih tinggi, kuliah dan bahkan sampai berkarir dan berkeluarga. Ternyata anak-anak yg mampu menahan diri menunggu hingga waktu yg ditentukan secara umum memiliki prestasi akademik yg bagus. Mereka juga memiliki karir yg baik dan keluarga yg lebih harmonis.

Sementara itu anak-anak yg tidak mampu menahan diri, prestasi mereka relatif lebih rendah bahkan ada sebagian dari mereka yg bermasalah dengan kriminalitas dan obat terlarang.

Kemampuan menahan diri dalam konteks eksperimen itu sering pula disebut delaying gratification yg merupakan salah satu elemen penting yg membentuk kualitas positif seseorang. Hal tsb. dapat dikembangkan menjadi kemampuan positif lainnya diseperti mengenali dan mengelola emosi, menghargai orang lain, toleran dll.

Pada akhirnya semua itu terbukti berkontribusi menghantarkan seseorang memperoleh kesuksesan.

Nah, jika kita berpuasa pada dasarnya kita juga berlatih menahan diri dan mengendalikan nafsu. Kemampuan mengendalikan hawa nafsu itulah – serta tentu saja ketaatan kita pada perintah Allah – sudah semestinya juga dapat menuntun kita kepada kesuksesan. Dalam hal ini sukses tidak hanya di dunia tapi juga di akherat kelak. Insya Allah.

Sebagaimana telah dijanjikan bahwa kebahagiaan orang yg berpuasa adalah pada saat berbuka dan pada saat kelak dihitung amalan puasanya di hadapan Allah SWT.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: