Selasa, 23 September 2008

In Spite of.......

IN SPITE OF...

Oleh : Haryo Ardito

Di Mexico ada sebuah patung yang sangat indah dan diberi nama yang agak aneh, yaitu "In Spite Of..." artinya "Meskipun..." Nama yang diberikan tidaklah sesuai dengan bentuknya tetapi adalah sebuah nama untuk menghormati si pemahat. Pada saat proses pembuatan patung dan masih setengah jadi, si pemahat mengalami kecelakaan dan mengakibatkan cacat tetap pada tangan kanannya dan tidak bisa lagi berfungsi dalam proses penyelesaian patung yang masih setengah jadi itu.
Tekad si pemahat untuk tetap menyelesaikan karyanya begitu besar, dia melatih tangan kirinya untuk memahat seterampil tangan kananya hingga akhirnya patung itu tetap mampu diselesaikan sesempurna jika dia menggunakan tangan kanannya. Itulah sebabnya masyarakat setempat memberi nama patung itu "In Spite Of..." untuk menghargai tekad luar biasa si pemahat.

Meskipun buta, Stevie Wonder adalah pemusik yang melantunkan lagu "I Just Call To Say I Love You." Meskipun tuli, Beethoven menjadi penggubah musik yang luar biasa. Meskipun rhematik kronis menyerang tangannya, Renoir terus berkarya sebagai seorang pelukis. Meskipun hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar, Andrie Wongso adalah pengusaha sukses dan motivator nomor satu di Indonesia. Meskipun kehilangan fungsi tangan kanannya, si pemahat tetap menyelesaikan patungnya.

Meskipun buta, tuli, lumpuh, cacat, tua, berpenyakit tulang, sakit-sakitan, miskin, muda, sibuk, tak ada waktu, berpendidikan rendah, tidak sekolah, drop-out, gemuk, kurus, tidak cantik, yatim-piatu dst. setiap orang tetaplah memiliki kesempatan untuk mengatasi kesulitannya dan berprestasi, meraih kemenangan, meraih sukses serta meraih apa saja yang menjadi keinginannya.

Email: haryo@toughguy.net

Anak dan warisan

ANAK DAN WARISAN

Oleh : Lien (2006-10-15 15:38:13)
Suatu hari, saat saya pulang ke kampung halaman. Terdengar kabar yang menyentakkan kalbu. Seorang teman lama, anak orang kaya, yang sewaktu dulu kami masih berteman sekolah adalah anak yang baik, pemalu dan tidak bermasalah. Tiba-tiba sekarang, setelah dewasa dan berkeluarga, suatu hari, dia bisa melakukan hal yang mencengangkan, yaitu menodongkan sebilah pisau kepada orangtuanya sendiri, sambil mengancam, "Ayah, tolong bagikan warisan sekarang saja. Aku butuh uang untuk membayar hutang judi". (gubrak!)
Sepenggal cerita tadi, membuat saya merenung dan berpikir tentang anak-anak saya. Bagaimana seandainya itu terjadi dengan salah satu dari anakku? Sungguh, saya tidak ingin berandai-andai hal yang semacam itu bisa terjadi pada salah seorang anakku!
Pertanyaannya adalah "Pendidikan seperti apa yang harus saya berikan untuk membekali mereka dengan pengertian benar tentang harta kekayaan dan hak waris?"
Suatu hari, saat kami seperti biasa berkumpul dan bertukar cerita, saya memulai dengan pertanyaan kepada mereka, "Anak-anak, jika ada orang atau teman yang bertanya kepada kamu, rumah kamu di mana, dan jawabnya adalah……?" Segera si bungsu menjawab tangkas, "Di sini lah ma. Rumah kita di jalan ……(sambil menyebut alamat lengkap rumah kami). Mama kok nanyanya aneh sih". "Pinter kamu. Benar. Rumah kita memang di sini. Selama kalian tinggal bersama dengan papa mama, ya di sinilah rumah kalian.
Tetapi ingat! rumah ini bukan punya kalian (ucap saya menekankan kata dan diam sejenak menatap mereka satu persatu). Ini adalah rumah papa dan mama, hasil kerja keras papa dan mama selama ini. Apakah kalian setuju? (mereka bersamaan menganggukan kepala). Jadi, nanti…. Rumah ini, atau barang apapun punya papa dan mama, mau diberikan kepada siapa atau mau diapain saja, terserah papa mama. Jelas ya. Papa mama telah menyiapkan dan menabung untuk biaya pendidikan kalian, maka tugas kalian adalah belajar dengan benar dan sekolahlah setinggi apapun yang kalian mampu. Dan di kemudian hari, bila kalian sudah selesai sekolah, terus bekerja dan nanti menghasilkan uang sendiri, nah….kalian bisa memiliki rumah kalian sendiri. Mau yang lebih besar, kamarnya di macem-macemin, atau mau diapain saja, terserah kemauan kalian sendiri, asyik kan?". Mereka pun mulai berceloteh tentang kamar idaman mereka, seperti yang di majalah atau kamar temannya si anu, dan sebagainya, dan seterusnya.
Malam hari menjelang tidur, terasa ada kelegaan di dada. Saya telah menyampaikan sebuah pelajaran kepada anak-anakku, menanamkan sebuah pengertian, bahwa yang telah diperoleh dari kerja papa mamanya adalah hak orang tuanya, bukan hak mereka. Mereka harus menghargai itu dan tidak berpikir untuk saling berebut warisan. Jika menginginkan sesuatu, maka harus rajin belajar, berupaya dan bekerja keras untuk mendapatkannya.
Menjelang tidur, doa kupanjatkan kepada Yang Kuasa, semoga anak-anakku kelak menjadi anak yang bertanggung jawab atas kehidupan mereka sendiri, tidak menjadi beban orang lain.

Be the best

AW, Andrie Wongso - Action & Wisdom Motivation Training - Artikel (Http://www.andriewongso.com/artikel)
BE THE BEST
Oleh : Andrie Wongso (2006-10-09 16:04:43)
Di dalam masyarakat terutama di negara berkembang, banyak sekali masyarakatnya yang terjangkit penyakit mitos-mitos yang menyesatkan. Di antara mitos itu adalah:



mitos pendidikan, "Saya tidak bisa sukses karena pendidikan saya rendah".
Mitos nasib, "Biar berjuang bagaimanapun, saya tidak mungkin sukses karena nasib saya memang sudah begini dari sononya".
Mitos kesehatan, merasa diri tidak kuat secara fisik.
Mitos usia, "Ini pekerjaan untuk anak muda, saya terlalu tua untuk pekerjaan ini".
Mitos gender, "Jelas aja bisa, dia kan perempuan sayakan pria" atau sebaliknya.
Mitos shio, "dia shio macan memang bisa sukses, saya kan shio babi" dan lain sebagainya. Dan penyakit mitos-mitos lainnya.
Jika mitos-mitos itu telah dijadikan pedoman hidup, maka nasib kita akan sulit berubah. Sikap mental negatif seperti di atas, jelas merupakan pengertian yang salah. Apalagi jika sudah masuk ke alam bawah sadar kita, maka akan membawa dampak sangat negatif dalam kehidupan kita secara menyeluruh. Membuat kita kalah dan gagal sebelum berjuang!!!
Dalam memasuki dunia bisnis, ada dua mitos yang berpengaruh paling besar, yaitu masalah modal dan pendidikan. Saya justru tidak memiliki keduanya saat memulai usaha dulu. Yang saya miliki hanyalah ide membuat kartu kata-kata mutiara dan keberanian untuk mencoba. Saya memiliki kemampuan kungfu, dan potensi diri itulah yang saya manfaatkan. Saya mengajar kungfu secara privat untuk mendapatkan modal awal.
Jadi saya berangkat tanpa modal, tanpa uang, tanpa pendidikan formal yang memadai, tapi mana yang mendahului usaha saya? Ide! Dan keyakinan bahwa saya bisa sukses, saya berhak untuk sukses! Dengan pemahaman itu, muncul keberanian untuk mencoba.
Dari penolakan-penolakan dan melalui proses perjuangan yang luar biasa ulet, ulet, dan ulet, usaha itu baru bisa berkembang baik. Kegagalan dan penolakan adalah konsekuensi dari setiap keputusan yang kita ambil. Kita hanya punya dua pilihan, berhasil atau gagal. Kuncinya dalah action dan mental yang positif. Sebab kedua pilihan itu bisa jadi "benar" karena di balik setiap kegagalan terdapat proses pendidikan, sebuah pelajaran untuk kita berbuat dan bertindak lebih bijak di kemudian hari.
Seperti kata-kata mutiara yang sering saya ucapkan: "Harga sebuah kegagalan dan kesuksesan bukan dinilai dari hasil akhir, tetapi dari proses perjuangannya". Jika itu disadari oleh semua orang, maka tidak ada lagi yang namanya larut dalam frustasi, kecewa, depresi, apatis, kehilangan motivasi, apalagi putus asa.
TETAP MENJADI YANG TERBAIK. Memang bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Perlu motivasi yang kuat, komitmen pada tujuan, serta melewati proses latihan dalam praktek kehidupan yang nyata. Sebagai manusia yang mengerti, menyadari, dan dapat berpikir jernih, maka kita harus bisa dan berani menentukan sikap dengan segenap tenaga, waktu, dan pikiran untuk tetap mengembangkan diri semaksimal mungkin.
Ilmu untuk memelihara motivasi diri bisa dipelajari oleh siapa pun. Salah satu latihan yang paling mudah untuk menguatkan diri sendiri adalah melakukan self talk. Kita gali potensi-potensi positif dalam diri kita dengan melakkukan dialog dengan diri kita sendiri.
Yakinkan bahwa diri kita memiliki kemampuan untuk sukses. Jika orang lain bisa sukses, kita pun mempunyai hak untuk sukses sama seperti mereka.
Keyakinan kepada Tuhan, serta doa dan praktek dalam kehidupan ini merupakan upaya yang mampu memberikan kekuatan motivasi diri yang luar biasa.
Sikap mental lain yan perlu kita pelihara adalah menyadari bahwa sukses yang kita raih bukan hanya sekedar mengandalkan diri sendiri, selalu ada andil orang lain di dalamnya. Rendah hati adalah kata kuncinya, tetapi sebaliknya, tidak rendah diri pada saat mengalami kegagalan.
Dengan demikian tidak hanya semakin dewasa dalam mengarungi kehidupan ini, yang pasti kualitas kehidupan kita akan semakin baik, semakin sukses, yang pada akhirnya akan bermanfaat pula bagi orang lain.
PASTIKAN menjadi yang terbaik !!!
BE THE BEST!!!!

Salam sukses luar biasa
Andrie Wongso

[AW, Andrie Wongso - Action & Wisdom Motivation Training]

Menembus Keterbatasan

Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya.
Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja!
Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.
Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.
Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan ? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!"
Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.
Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda.
Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, "Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok." Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.
Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.
Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan "gagu" dia mampu lulus dari Harvard University . Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi "raja" komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia .
Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.
Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun.
Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun.
Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.
BREAK YOUR BORDER . . . . TOUCH THE SKY . . . . !
Semoga dapat memacu kita untuk berkarya dimanapun .......

oleh : Albert Zhu
Sumber :wwww.AndrieWongso.com

Senin, 22 September 2008

Jangan Malas, Berjuanglah....Banyak orang menunggu Anda Sukses !!

Dhahak Ad Damiri berpamitan pada gurunya untuk pergi berniaga. Raut wajahnya tampak menyesali diri lantaran tidak bisa mengikuti kajian Ibrahim bin Adham, sang gurunya secara runut. Ia mesti memenuhi keperluan hidupnya dengan berdagang mengelilingi berbagai penjuru negeri. Biasanya Dhahak berdagang hingga beberapa waktu. Kadang sebulan, seminggu atau beberapa hari.

Kepergiannya untuk berdagang yang memerlukan waktu cukup lama ia lazimkan selalu memohon pamit pada gurunya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan berharap doa keberkahan yang dipanjatkan sang guru untuknya.

"Ya syaikh, saya mohon izin tidak bisa mengikuti kajian seperti biasanya karena saya akan pergi mencari karunia Allah SWT. di muka bumi ini. Tolong doakan agar saya tetap di jalan-Nya dan dagangan saya diberkahi Allah SWT.", pinta Dhahak pada gurunya.

"Silahkan ya Dhahak, semoga keberkahan Allah SWT. selalu menyertai langkah dan kehidupanmu. Namun janganlah kau lupa untuk selalu menunaikan hak-hak Allah SWT. yang ada pada dirimu", syaikh memberikan peringatan untuk muridnya.

Tak lama kemudian berangkatlah Dhahak untuk menunaikan kewajibannya. Hingga ia berhenti menyaksikan peristiwa yang amat menakjubkan dirinya. Rupanya Dhahak sedang tertegun menyaksikan seekor burung yang malang. Burung tersebut patah kedua sayapnya dan pincang kedua kakinya.

"Kasihan sekali burung malang itu", ibanya dalam hati.

"Mungkin burung itu menjelang ajal", pikir Dhahak.

Ia pun memperhatikan betul gerak demi gerak dari burung itu. Ia berpikir bagaimana burung itu akan bisa melanjutkan hidupnya. Kedua sayapnya patah. Padahal fungsi sayap bagi seekor burung sangatlah vital untuk bisa menjalani hidupnya. Menjangkau dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Kedua kakinya pun patah. Bagaimana burung itu bisa melangkah untuk mencari bekal hidup. Pikir Dhahak ad Damiri sembari memperhatikan nasib burung malang itu. Bagaimana burung itu bisa melanjutkan hidupnya untuk hari ini.

Akan tetapi beberapa waktu kemudian datanglah burung lain yang masih sehat menyisakan makanan yang didapatinya untuk diberikan kepada burung yang malang itu. Maka burung itu pun memakan makanan yang diberikan kepadanya. Ia pun akhirnya bisa menikmati hidup ini. Tidak berapa lama kemudian ada burung lainnya yang juga memberikan makanan untuknya. Dan burung malang itu pun menyantap makanan yang diberikan kepadanya. Dan ternyata burung itu bisa melanjutkan ketentuan hidupnya.

Dhahak pun berpikir, sebenarnya Tuhan telah menggariskan hidup seseorang dengan segala bentuknya. Hidup dan matinya, rezki dan kemalangannya, kesulitan dan kemudahannya. Ia merenung sejenak. Lalu buat apa saya susah-susah harus menyeberangi sungai, melintasi desa, melewati pegunungan kalau ternyata tuhan telah menentukan kehidupan bagi saya. Burung yang malang saja ternyata bisa melanjutkan hidupnya. Itulah kesimpulan yang diambil Dhahak setelah menyaksikan peristiwa berharga tersebut. Dari kesimpulan yang ia ambil, Dhahak pun memutuskan untuk kembali ke rumahnya dan ikut serta dalam kajian Ibrahim bin Adham.

Sore harinya Dhahak pun sudah berada di majelis ilmunya Ibrahim bin Adham. Sang guru merasa heran pada muridnya. Kok sudah ada lagi Dhahak di sini. Apakah ia tidak jadi berangkat berdagang. Sebab biasanya ia pamit untuk beberapa lama meninggalkan majelis tersebut. Akan tetapi hari ini ia sudah berada di barisan muridnya. Ada apa gerangan ia tidak berangkat berniaga. Pikir sang guru terhadap muridnya.

Sang guru, Ibrahim bin Adham pun menanyakan kerisauannya tersebut kepada muridnya.

"Apakah kamu tidak jadi berangkat atau menunda keberangkatanmu, ya Dhahak", tanya Ibrahim.

"Iya ya syaikh, saya tidak jadi berangkat berdagang. Saya putuskan untuk mengikuti kajianmu saja", jelas Dhahak.

"Ada apakah gerangan yang menyebabkan kau mengambil keputusan tersebut", selidik sang guru.

Maka Dhahak pun menceritakan perihal burung yang malang yang ia saksikan secara seksama babak demi babak kehidupannya. Ia pun kemudian mengambil kesimpulan untuk kembali ke rumah dengan meyakinkan gurunya bahwa burung yang malang saja bisa melanjutkan hidupnya. Apalagi saya yang masih punya banyak kesempatan dan kemampuan pasti tuhan tetap memberikan bagiannya buat saya. Dhahak menjelaskan perihal keputusannya itu kepada Ibrahim bin Adham yang mendengarkan keterangan muridnya dengan tekun.

"Kau keliru ya Dhahak", penegasan Ibrahim bin Adham atas kesimpulan sikap muridnya.

"Seharusnya kau berpikir seperti burung yang sehat itu. Ia mencari karunia Allah SWT. di berbagai tempat namun ia tidak pernah melupakan nasib saudaranya yang menderita dan kesusahan sehingga ia sisakan makanan yang dicarinya untuk saudaranya yang sakit tersebut". Jelas sanga guru.

"Begitu pula pada dirimu, jangan menempatkan dirimu seperti burung malang itu. Seharusnya kau posisikan dirimu seperti burung yang sehat itu tapi ia berikan makanan untuk yang lain".

"Oleh karena itu, ya Dhahak, pergilah mencari karunia Allah SWT. dan bagilah manfaat yang kau terima untuk orang lain", nasehat gurunya.

Sebenarnya ajaran Islam telah banyak memberikan rambu-rambu yang jelas bagaimana menjadi muslim yang kaffah. Apalgi bila dikaitkan dengan eksistensi kita sebagai manusia. Bukankah Rasulullah SAW. telah menyatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain. Karena itu marilah kita menjadi produser kebaikan dan bukan menjadi komsumen terhadap kebaikan orang lain agar kebaikan selalu dalam keadaan surplus. (DH. Al Yusni).

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (QS. 55:60)

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. 28:77)

Kisah Seekor Burung Pipit

Ketika musim kemarau baru saja mulai, seekor Burung Pipit mulai merasakan tubuhnya kepanasan, lalu mengumpat pada lingkungan yang dituduhnya tidak bersahabat. Dia lalu memutuskan untuk meninggalkan tempat yang sejak dahulu menjadi habitatnya, terbang jauh ke utara yang konon kabarnya, udaranya selalu dingin dan sejuk. Benar, pelan pelan dia merasakan kesejukan udara, makin ke utara makin sejuk, dia semakin bersemangat memacu terbangnya lebih ke utara lagi. Terbawa oleh nafsu, dia tak merasakan sayapnya yang mulai tertempel salju, makin lama makin tebal, dan akhirnya dia jatuh ke tanah karena tubuhnya terbungkus salju. Sampai ke tanah, salju yang menempel di sayapnya justru bertambah tebal. Si Burung pipit tak mampu berbuat apa apa, menyangka bahwa riwayatnya telah tamat.Dia merintih menyesali nasibnya. Mendengar suara rintihan, seekor Kerbau
yang kebetulan lewat datang menghampirinya. Namun si Burung kecewa mengapa yang datang hanya seekor Kerbau, dia menghardik si Kerbau agar menjauh dan mengatakan bahwa makhluk yang tolol tak mungkin mampu berbuat sesuatu untuk menolongnya. Si Kerbau tidak banyak bicara, dia hanya berdiri,
kemudian kencing tepat diatas burung tersebut. Si Burung Pipit semakin marah dan memaki maki si Kerbau. Lagi-lagi Si kerbau tidak bicara, dia maju satu langkah lagi, dan mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung. Seketika itu si Burung tidak dapat bicara karena tertimbun kotoran kerbau. Si Burung mengira lagi bahwa mati tak bisa bernapas.Namun perlahan lahan, dia merasakan kehangatan, salju yang membeku pada
bulunya pelan pelan meleleh oleh hangatnya tahi kerbau, dia dapat bernapas lega dan melihat kembali langit yang cerah. Si Burung Pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas puasnyanya. Mendengar ada suara burung bernyanyi, seekor anak kucing menghampiri sumber suara, mengulurkan tangannya, mengais tubuh si burung dan kemudian menimang-nimang, menjilati, mengelus dan membersihkan sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu si burung. Begitu bulunya bersih, Si Burung bernyanyi dan menari kegirangan, dia mengira telah mendapatkan teman yang ramah dan baik hati. Namun apa yang terjadi kemudian, seketika itu juga dunia terasa gelap gulita bagi si Burung, dan tamatlah riwayat si Burung Pipit ditelan oleh si Kucing. Dari kisah ini, banyak pesan moral yang dapat dipakai sebagai pelajaran:
1. Halaman tetangga yang nampak lebih hijau, belum tentu cocok buat kita.
2. Baik dan buruknya penampilan, jangan dipakai sebagai satu satunya ukuran.
3. Apa yang pada mulanya terasa pahit dan tidak enak, kadang kadang bisa berbalik membawa hikmah yang menyenangkan, dan demikian pula sebaliknya.
4. Ketika kita baru saja mendapatkan kenikmatan,jangan lupa dan jangan terburu nafsu, agar tidak kebablasan.
5. Waspadalah terhadap Orang yang memberikan janji yang berlebihan.