Sabtu, 26 Januari 2008

Tidak ada jalan yang rata untuk sukses

TIDAK ADA JALAN YANG RATA UNTUK SUKSES!

Oleh : Andrie Wongso (2006-10-18 12:46:32)
Tidak ada jalan yang rata untuk sukses!
Di pagi hari buta, terlihat seorang pemuda dengan bungkusan kain berisi bekal di punggungnya tengah berjalan dengan tujuan mendaki ke
puncak gunung yang terkenal.
Konon kabarnya, di puncak gunung itu terdapat pemandangan indah layaknya berada di surga. Sesampai di lereng gunung, terlihat sebuah rumah kecil yang dihuni oleh seorang kakek tua.
Setelah menyapa pemilik rumah, pemuda mengutarakan maksudnya "Kek, saya ingin mendaki gunung ini. Tolong kek, tunjukkan jalan yang paling mudah untuk mencapai ke puncak gunung".
Si kakek dengan enggan mengangkat tangan dan menunjukkan tiga jari ke hadapan pemuda,
"Ada 3 jalan menuju puncak, kamu bisa memilih sebelah kiri, tengah atau sebelah kanan?"
"Kalau saya memilih sebelah kiri?"
"Sebelah kiri melewati banyak bebatuan". setelah berpamitan dan mengucap terima kasih, si pemuda bergegas melanjutkan perjalanannya. Beberapa jam kemudian dengan peluh bercucuran, si pemuda terlihat kembali di depan pintu rumah si kakek.
"Kek, saya tidak sanggup melewati terjalnya batu-batuan". "Jalan sebelah mana lagi yang harus aku lewati kek?"
Si kakek dengan tersenyum mengangkat lagi 3 jari tangannya menjawab "Pilihlah sendiri, kiri, tengah atau sebelah kanan?"
"Jika aku memilih jalan sebelah kanan?"
"Sebelah kanan banyak semak berduri". Setelah beristirahat sejenak, si pemuda berangkat kembali mendaki. Selang beberapa jam kemudian, dia kembali lagi ke rumah si kakek.
Dengan kelelahan si pemuda berkata, "Kek, aku sungguh-sungguh ingin mencapai puncak gunung. Jalan sebelah kanan dan kiri telah aku tempuh, rasanya aku tetap berputar-putar di tempat yang sama sehingga aku tidak berhasil mendaki ke tempat yang lebih tinggi dan harus kembali kemari tanpa hasil yang kuinginkan, tolong kek tunjukkan jalan lain yang rata dan lebih mudah agar aku berhasil mendaki hingga ke puncak gunung"
Si kakek serius mendengarkan keluhan si pemuda, sambil menatap tajam dia berkata tegas "Anak muda! Jika kamu ingin sampai ke puncak gunung, tidak ada jalan yang rata dan mudah! Rintangan berupa bebatuan dan semak berduri, harus kamu lewati, bahkan kadang jalan buntu pun harus kamu hadapi. Selama keinginanmu untuk mencapai puncak itu tetap tidak goyah, hadapi semua rintangan! Hadapi semua tantangan yang ada! Jalani langkahmu setapak demi setapak, kamu pasti akan berhasil mencapai puncak gunung itu seperti yang kamu inginkan! dan nikmatilah pemandangan yang luar biasa !!! Apakah kamu mengerti?
Dengan takjub si pemuda mendengar semua ucapan kakek, sambil tersenyum gembira dia menjawab "Saya mengerti kek, saya mengerti! Terima kasih kek! Saya siap menghadapi selangkah demi selangkah setiap rintangan dan tantangan yang ada! Tekad saya makin mantap untuk mendaki lagi sampai mencapai puncak gunung ini.
Dengan senyum puas si kakek berkata, "Anak muda, Aku percaya kamu pasti bisa mencapai puncak gunung itu!" selamat berjuang!!!
Tidak ada jalan yang rata untuk sukses!
Tidak ada jalan yang rata untuk sukses!
Sama seperti analogi Proses pencapaian mendaki gunung tadi. Untuk meraih sukses seperti yang kita inginkan, Tidak ada jalan rata! tidak ada jalan pintas! Sewaktu-waktu, rintangan, kesulitan dan kegagalan selalu datang menghadang. Kalau mental kita lemah, takut tantangan , tidak yakin pada diri sendiri, maka apa yang kita inginkan pasti akan kandas ditengah jalan.
Hanya dengan mental dan tekad yang kuat, mempunyai komitmen untuk tetap berjuang, barulah kita bisa menapak di puncak kesuksesan.
Salam sukses luar biasa !
http://www.andriewongso.com/

Jumat, 25 Januari 2008

Sang Pemenang

Semangat Pemenang
Posted By admin
Monday, 21 July 2008
SMART MOTIVATION
Andrie Wongso


INTISARI

Dalam sebuah reuni SMA banyak sekali wajah – wajah gembira karena bertemu dengan kawan lama yang jarang bahkan tidak pernah dijumpai lagi sejak lulus sekolah. Gelak tawa canda ria mengalir deras diantara mereka.

Salah satu diantara mereka adalah seorang pemuda yang pernah menjadi bintang kelas dan kesayangan guru dan teman - temannya. Selain prestasi kelas yang menonjol, pemuda ini juga gesit dan cepat dengan pembawaan ramah dan pandai bergaul dengan siapa saja. Selain itu pemuda ini juga pernah menjadi atlit lompat tinggi pemegang rekor di jamannya.

Semangat pantang menyerah saat mempertahankan prestasi di sekolah dan kegigihannya mengalahkan mistar di arena lompat tinggi menyulut decak kagum semua orang yang mengenalnya. Kekaguman yang tersisa masih tampak dari pujian teman - temannya yang diberikan padanya saat reuni.

Seusai acara reuni tersebut, pemuda itu merenung dalam kamarnya. Ada dua perasaan yang sangat menyesakkan dadanya yaitu kekaguman dan pujian dari temannya bagai tamparan bagi dirinya. Karena selama ini dia sadar bahwa dia telah gagal mempertahankan semangat pemenangnya kala meraih prestasi seperti waktu dulu. Dia berpikir, saat ini dengan pekerjaannya sebagai agen asuransi pemuda itu merasa kinerjanya tidak memuaskan.

Target yang diberikan padanya hampir tidak terpenuhi, padahal kemampuan bergaulnya masih sebaik dulu. Dia bertanya pada dirinya sendiri apa yang salah sekarang. Selama ini ketakutan begitu kuat mencengkeram, takut kalah, tidak berhasil, takut pada ketakutan itu sendiri, ditolak sekali langsung mundur, tidak prospek langsung tersungkur dan masih banyak lagi. Padahal dulu dalam kamusnya selalu ada kata pantang menyerah. Setiap ada kesulitan dia selalu berusaha bertanya dan belajar. Begitu juga dalam bidang olahraga yang digelutinya. Pemuda itu akan mencari setiap sentimeter kesalahan untuk menyempurnakan dan memperbaiki lompatannya sehingga berhasil menciptakan rekor baru. Entah kemana ambisi motivasi dan semangat pemenangnya yang dulu. Pemuda itu merasa kini waktunya untuk kembali bangkit dengan semangat yang sama seperti dulu. Kalau ketika itu bisa maka sekarang juga harus bisa. Malam itu dia sadar dan memohon ridho Ilahi dan berkomitmen untuk bangkit dan menjadi jati dirinya dalam mengarungi kehidupan.

Semangat itu sangat penting, demikian juga motivasi. Tanpa motivasi dan semangat maka ilmu yang kita miliki tidak berguna. Begitu kesadaran dan motivasi muncul, semangat juang akan spontan terbakar dan siap menghadapi kesulitan dan tantangan apapun yang menghadang. Tidak mundur karena kegagalan, pantang putus asa sebelum berhasil. Jika manusia telah menemukan arti motivasi dan tahu apa yang menjadi kekuatannya maka sukses luar biasa selalu dapat tercipta. Mari temukan kelebihan dan satukan dengan motivasi, maka semuanya mungkin terjadi.

Kamis, 24 Januari 2008

Kenapa ada yang sukses, Kenapa ada yang gagal

By: antonhuang

Artikel ini saya dapat dari email seorang teman. Artikel yang bagus sekali. Artikel tentang pencapaian impian dan bagaimana cara impian bekerja dan bagaimana cara kita bekerja agar impian tercapai.

Setiap orang ingin sukses. Itu pasti. Apakah rahasia kesuksesan itu?Apa yang membuat orang sukses? Apakah talenta, bakat, pendidikan tinggi atau koneksi. Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap lulusan Harvard yang telah lulus 20 tahun lalu, mengungkapkan bahwa 3% dari lulusan Harvard yang menulis sasarannya dengan sangat jelas mencapai
kebebasan finansial yang jauh lebih baik dari 97% lainnya. Penelitian ini mengungkapkan bahwa kemungkinan orang sukses jauh lebih besar, ketika orang tersebut menuliskan sasaran (goal) dengan sangat jelas.

Orang-orang dengan talenta, bakat dan pendidikan biasa-biasa saja bisa berhasil jauh lebih baik, jika orang itu mau menuliskan sasaran dengan sangat jelas, fokus terhadap sasaran itu dan berusaha terus untuk mencapainya. Sudahkah Anda menulis sasaran yang Anda ingin capai? Jika belum, ada baiknya Anda menuliskan sasaran Anda. Bila sudah, apakah Anda terus berusaha memberikan yang terbaik untuk mencapai sasaran
itu? Atau Anda berhenti dan menyerah di tengah jalan walau sasaran yang Anda inginkan belum tercapai. Anda mungkin berhenti di tengah jalan karena kehilangan motivasi atau karena sudah merasakan sedikit keberhasilan dan puas dengan pencapaian itu.

Ada sebuah cerita menarik. Satu tim yang terdiri dari sepuluh orangingin melakukan pendakian gunung. Tujuannya adalah untuk persahabatan dan membangun teamwork. Untuk mencapai puncak gunung itu kira-kira dibutuhkan 8 jam berjalan kaki. Sebelum mulai pendakian, setiap anggota saling memberi semangat dan motivasi. Saking bersemangatnya, mereka sudah tidak sabar lagi ingin mendaki lereng-lereng gunung,
mengambil foto dan membayangkan mereka merayakan kemenangan ketika mereka sudah sampai ke puncak gunung tersebut.

Mereka terus mendaki dan saling memberi semangat. Kira-kira setengah perjalanan dari pendakian itu, ada sebuah rumah makan kecil yang cukup menarik. Mereka berdiskusi kecil, apakah mereka berhenti disitu untuk makan siang sebentar atau melanjutkan perjalanan sampai ke puncak pegunungan. Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti beberapa menit untuk makan siang, minum kopi dan beristirahat sejenak. Dengan latar belakang pegunungan, para pendaki itu sangat menikmati pemandangan yang sangat indah dan menyenangkan.

Setelah mereka kenyang dan merasa nyaman, hanya lima orang dari mereka ingin melanjutkan perjalanan sampai ke puncak. Separuh dari mereka sudah merasa nyaman dan tidak mau melanjutkan perjalanan. Bukan karena pendakian itu sulit. Bukan karena mereka tidak mampu. Bukan karena mereka sudah lelah. Tetapi karena separuh dari mereka merasa sudah cukup baik dimana mereka berada. Mereka kehilangan semangat untuk mendaki sampai ke puncak seperti tujuan awal mereka. Mereka kehilangan motivasi untuk melihat dan menikmati pemandangan- pemandangan baru, pemandangan- pemandangan yang belum pernah mereka lihat. Mereka sudah merasakan sedikit keberhasilan, dan mereka merasa ini cukup baik. Keinginan mereka untuk memberikan yang terbaik terhalangi dengan pencapaian yang mereka anggap cukup baik.

Sering kali kita seperti mereka. Awalnya, ketika kita baru saja merumuskan sasaran yang ingin kita capai (biasanya diawal tahun), kita begitu termotivasi, antusias dan bersemangat untuk mencapainya. Tetapi setelah mencicipi sedikit keberhasilan, kita menjadi malas. kita menjadi begitu cepat berpuas diri. Kita merasa sudah begitu nyaman
dengan dimana kita berada.

Dimana Anda berada sekarang mungkin bukanlah tempat yang buruk, itu tempat yang nyaman, tetapi Anda tahu persis bahwa itu bukanlah tempat dimana Anda seharusnya berada. Anda bisa melakukan terus yang terbaik dalam hidup, Bisa mencapai potensi maksimal yang bisa Anda Raih dalam hidup asal Tidak pernah berhenti. Selalu meningkatkan impian. Saya juga lagi belajar seperti ini, meningkatkan impian selalu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa mendengarkan doa-doaku pagi ini untuk Impian-impianku… dan impian pembaca blog ini…

Rabu, 23 Januari 2008

Sejarah Orang-orang Sukses

Be Obsessed
Obsesi adalah sesuatu yang penting untuk mendorong kita menjadi sukses. Kalau Anda melihat sejarahnya orang-orang sukses, mereka selalu memiliki obsesi tinggi terhadap segala hal dalam kehidupan ini. Biasanya a high achiever atau orang yang berhasil mencapai apa yang diinginkannya mempunyai karakterisitik yang unik.

Pertama, pada saat melihat kesempatan yang menurut dia benar, selalu ia manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kedua, dia selalu melihat persoalan-persoalan yang tidak ada hubungannya dengan goal atau tujuan yang ingin dia capai. Dia juga selalu menghindari untuk melakukan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan untuk mendekatkan dia pada goal yang ingin dicapai. Ketiga, ia selalu memanfaatkan waktunya untuk mencapai hal-hal yang benar-benar ingin dicapainya.

Saya percaya bahwa orang yang sukses itu selalu mempunyai obsesi dalam kehidupannya. Obsesi tersebut biasanya sangat tinggi. Obsesi tersebutlah yang membuat drive mereka mau untuk mencapai apa yang diinginkan. Jadi, yang penting adalah bukan bagaimana mencapai sesuatu itu. Tetapi lebih dari itu adalah apa yang ingin kita capai. Mereka selalu bekerja demikian kerasnya untuk mencapai obsesi yang diinginkannya itu.
Hal yang paling penting dalam business wisdom hari ini adalah mencoba untuk melihat dalam setiap hari kehidupan kita. Hal-hal apa yang seharusnya kita lakukan supaya kita lebih mendekatkan diri pada sukses tujuan kita.

Kemudian, jika kita telah mengetahui apa yang menjadi obsesi kita, selanjutnya adalah menghindari apa yang melemahkan kita atau yang tidak ada gunanya terhadap tujuan kita. Terakhir atau ketiga adalah memanfaatkan seluruh waktu kita untuk bekerja sekeras-kerasnya untuk mencapa hal-hal yang kita inginkan itu. Jadi, kita harus mencoba untuk setiap hari selalu maju lebih dekat terhadap goal atau tujuan atau obsesi yang kita inginkan dalam hidup ini. Setiap hari kita harus bergerak maju dan bukannya mundur dalam action-action yang kita lakukan terhadap goal yang akan kita capai itu.

Demikain business wisdom hari ini. Semoga bermanfaat untuk mendorong Anda menjadi orang-orang yang sukses.

Rubahlah Hidup Mulai hari ini, Bangkitlah !

Sejak zaman dahulu kala sampai sekarang orang-orang selalu terobsesi untuk menemukan sebuah buku yang dapat mengubah kehidupannya. Yang dibutuhkan adalah sebuah buku yang memuat cara atau metode yang sangat efektif untuk melakukan sesuatu yang dapat mentransformasi dirinya menjadi lebih baik. Sekarang cobalah simak kisah berikut ini:

OG Mandino pernah mengalami sasat-saat paling menderita dalam hidupnya. Dia telah kehilangan segalanya: pekerjaan, rumah dan keluarganya. Ditengah keputus-asaannya, dia masuk ke tempat pegadaian di Cleveland dan melihat obral senjata api. Dengan uang yang tersisa, dia membeli sebuah pistol untuk mengakhiri hidupnya yang dirasakan sudah tidak berguna itu. "Tetapi saya tidak memiliki keberanian untuk melakukannya," begitu pengakuan Mandino. Dari jurang keputusasaan, dia mulai mencari jawaban atas makna dan hukum kehidupan. Kemudian dia pergi ke perpustakaan untuk mencari sesuatu yang dapat memulihkan kehidupannya.

Di sebuah perpustakaan di Concord, New Hampshire, Mandino menemukan sebuah buku yang berjudul Success Through a Positive Mental Attitude yang ditulis oleh W. Clement Stone dan Napoleon Hill. Berkat pengetahuan yang dia peroleh dari buku itu, dia memiliki keberanian untuk memulai kembali hidupnya dan melamar pekerjaan di Combined Insurance. Dengan menerapkan prinsip-prinsip mencapai sukses yang ia pelajari dari buku itu, ia meraih banyak kesuksesan demi kesuksesan.

Ketika minat menulisnya timbul, ia mencoba menulis sebuah buku pegangan penjualan. Akhirnya, Mike Ritt, ketua yayasan Napoleon Hill, menawarkan pekerjaan sebagai pengarang kepada Mandino. Pekerjaan itu yang pada suatu hari menjadikan Mandino sebagai pimpinan majalah Success Unlimited yang didirikan oleh Hill dan Stone.

Kemudian Mandino menulis buku The Greatest Salesman In The World, yang menjadi buku best seller dan klasik di bidangnya.

Demikianlah OG Mandino terselamatkan kehidupannya setelah membaca sebuah buku yang dapat membangkitkan kembali semangat hidupnya.

Transformasi diri kearah yang lebih baik adalah sesuatu yang mungkin untuk dicapai. Yang kita perlukan hanyalah mencari cara atau metode yang tepat untuk melakukan tindakan efektif kearah tujuan. Untuk setiap hasrat apa pun yang Anda punyai, Anda bisa menemukan bukunya. Ketika Anda membaca buku yang membahas hasrat keinginan Anda, membacanya bisa mendatangkan sukacita dan kesenangan.

KEBIJAKAN SEPANJANG ZAMAN ADA DALAM JANGKAUAN ANDA

Adalah bijaksana apabila belajar untuk mencintai buku. Menurut John Milton, "Buku yang baik adalah darah kehidupan dari jiwa yang berkuasa." Sewaktu membaca buku yang baik, kita berhubungan dengan pikiran yang lebih peka dan lebih sadar daripada pikiran kita, dan pengalaman seperti ini sangat menstimulasi dan menguntungkan, mengangkat kita ke dalam tingkat pemikiran dan pengalaman baru.

Ada banyak kesulitan yang membuat kita tidak dapat mengundang pemikir hebat ke dalam rumah kita untuk berguru dalam kecemerlangan dan kecerdasan mereka, tetapi sebuah buku memungkinkan kita menikmati kepandaian mereka kapan saja kita menghendakinya. Pelajaran yang tercetak menerobos semua rintangan: waktu, jarak, dan kematian dari sengat mereka.

Berabad-abad telah berlalu sejak Marcus Aurelius pertama kali memikirkan mengenai catatannya. Namun, di dalam ruang duduk Anda, Anda bisa mendengarnya mengatakan: "Hidup kita adalah apa yang dibentuk oleh pikiran kita."

Lebih dari dua abad yang lalu ketika Johann Wolfgang Von Goethe menyatakan bahwa: "Bersamaan dengan ketekunan berjuang itu secara diam-diam akan bertumbuh suatu kekuatan yang lebih besar berbarengan dengan waktu," tetapi Anda dapat menikmati kebijaksanaannya setiap kali Anda mengambil buku yang mengutip pernyataannya. Dengan cara seperti ini, buku menyadap kebijaksanaan dan kecerdasan pada masanya dan menyajikan semuanya itu ke dalam jangkauan tempat duduk Anda.

Respek terhadap buku akan berubah menjadi kecintaan sewaktu kita akrab dengannya. Buku akan menjadi tempat berpaling dengan penuh harap sewaktu kita membutuhkan hiburan atau ilham. Meminjam istilahnya Margaret Mead: "Buku adalah tempat nyaman dan bersembunyi kesukaan saya di dunia ini."

Will Durant mengatakan : "Untuk setiap buku yang saya tulis, saya membaca 500 buku untuk mendapatkan materi bagi buku tersebut." Dan Samuel Johnson berujar: "Seseorang akan membaca separuh isi perpustakaan untuk mendapatkan materi bagi buku yang ditulisnya." Untuk setiap buku bermutu yang Anda baca akan membawa Anda ke tingkat pemikiran yang lebih tinggi. Kebijakan dari segala zaman dan bangsa bisa ditemukan dalam sebuah buku."

Melalui sebuah buku kita mewarisi semua kebijakan dan pengetahuan masa lalu dalam membangun peradaban untuk meningkatkan nasib manusia di dunia. Sekarang, pada saat berjuta-juta orang mengalami krisis, apapun yang kita butuhkan hanya sejauh jangkauan tangan kita. Sekarang semua itu bisa kita peroleh dengan mudah. Yang kita perlukan hanyalah menemukan sebuah buku yang tepat, mempelajarinya secara mendalam dan memanfaatkan pengetahuan yang di dapat untuk kebaikan kita. Saya jadi merinding bila teringat kata-kata OG Mandino dalam bukunya Greatest Miracle In The World : "Nomor, musik tertentu, karya seni tertentu, serta buku dan drama tertentu diciptakan bukan oleh komponis, pelukis, pengarang, atau dramawan melainkan oleh TUHAN, dan mereka yang kita akui sebagai pencipta semua hasil karya ini hanya alat yang digunakan oleh TUHAN untuk berkomunikasi dengan kita."

Stephen Barnabas

Penulis buku:

Financial Self-Concept: Kunci Meraih kekayaan & Kesuksesan Sejati.

Minggu, 20 Januari 2008

Jangan Marah !, Jangan ngambek !

Tidak bisa dipungkiri, bahwa semakin hari, kita ini menjadi semakin tidak sabaran. Cepat tersinggung dan cepat ngambek, bahkan terkadang untuk hal-hal yang sepele sekalipun bisa membuat kita cepat naik pitam dan sewot berat. Apakah kita ini udah emang dari sononya memiliki sifat cepat ngambek ? Bagaimana caranya agar kita dapat
mengekang sifat cepat ngambek ini ?

Ngambek atau marah ini sudah kita miliki sejak lahiriah, bayi yang belum bicara sekalipun sudah bisa ngambek, oleh sebab itulah tidak ada undang-undang yang bisa melarang manusia untuk tidak marah.
Anatomi dari marah itu adalah: merasa tidak damai, tidak bahagia, kesal, rasa sewot yang sudah mecapai ubun-ubun, sehingga tidak bisa dibendung lagi akhirnya meluap jadi marah. Marah itu adanya hanya di otak kita dan hanya diri kita sendirilah yang bisa merasakannya.

Pada saat kita bangun pagi masih ada damai di hati, tetapi begitu adanya macet dijalanan langsung emosi kita mulai naik panas membara, belum lagi berbagai macem kegagalan, kekecewaan yang ada ditempat pekerjaan. Sampai dirumah bukannya disambut dengan senyum oleh pasangan hidup, bahkan kebalikannya dimana kita disambut dengan
berbagai macem keluhan maupun omelan, maupun surat-surat tagihan hutang. Kita mengharapkan damai dirumah, tetapi kenyataannya suasananya tidak ubah seperti juga di Neraka. Jadi wajarlah kalau kita cepat ngambek.

Marah disebabkan, karena kita merasa dikecewakan; tidak memenuhi apa yang kita harapkan, merasa diremehkan/dihina atau karena merasa dizalimi misalnya dihianati, atau diperlakukan secara tidak adil, tetapi sering pula terjadi karena adanya rasa cemburu. Ada dua macem bentuk marah: "Marah Pasiv dan Marah Aktiv".

Marah Pasiv pada umumnya dilakukan dengan aksi mogok, entah itu mogok ngomong, mogok melakukan esek-esek bahkan sampai dengan mogok makan. Selain aksi mogok bisa juga dengan melampiaskan marahnya dengan menyebarkan luaskan berbagai macem gosip negativ melalui pihak ketiga.

Marah Aktiv pada umumnya terjadi apabila kita sudah tidak bisa mengendalikan diri lagi seperti juga orang yang kehilangan ingatan, maka dari itu juga wajarlah kalau orang pemarah itu dinilai seperti juga orang yang mengalami gangguan jiwa alias tidak eling. Orang marah itu otomatis menjadi aktiv dan juga kreativ misalnya bisa
ngomong berjam-jam tiada hentinya, menyanyikan lagu oldies alias mengungkit masa lampau, bahkan bisa nulis surat ataupun email yang panjang.

Pada saat kita kehilangan kendali, kita bisa mengumpat dan mencaci maki orang dengan kata-kata yang paling menyakitkan, paling jorok dan juga paling kasar. Bahkan tidak jarang anggota tubuhpun turut bergerak mulai dari tangan yang menggaplok sampai kaki yang menendang. Maka dari itu sering terjadi penganiayaan maupun pembunuhan akibat dari marah. Loe nyakitin Gw, jadi Gw mo balas marah ama Loe, agar Loe juga sakit !

Korban dari marah itu bukan hanya sekedar manusia saja, hewan peliharaan s/d benda-benda mati misalnya piring, cangkir bisa turut hancur dibanting! Durasi marah itu juga berbeda ada yang cepat bisa balik pulih reda kembali, tetapi ada pula ada yang bisa mencapai berbulan-bulah bahkan s/d bertahun-tahun.

Tujuan dari marah itu selainnya dari melampiaskan rasa sewot kita, juga ingin memberitahu kepada sang lawan, bahwa kita merasa disakiti/dikecewakan, dan juga agar Loe tahu lain kali jangan coba-coba melakukan kesalahan yang sama. Tetapi apakah Aksi Ngambek ini bisa berbuah ? Tidak, sebab pada umumnya kesalahan yang sama akan
tetap bisa terulang kembali. Nasehat atau peringatan yang diungkapkan dalam keadaan marah nilainya sama seperti juga buang air ke laut.

Ngambek itu sebenarnya sama seperti juga menghukum diri sendiri. Lihat saja apa yang terjadi pada saat kita marah, blutdruk kita naik sampai ke ubun-ubun, tidak bisa tidur, nafsu makan pun hilang, tidak ada rasa bahagia, tidak bisa menikmati hal apapun juga, bahkan tidak jarang orang marah sambil menangis, tidak ada rasa damai. Tidak memiliki keinginan untuk melakukan apapun juga, bahkan inginnya menyendiri. Orang pemarah pun mudah terganggu kesehatannya misalnya sakit perut, migren, kanker dll. Depresi itu adalah akibat marah yang terpendam. Penderitaan ini semuanya adalah bayaran yang harus Anda bayar apabila Anda marah! Jadi kalau Anda marah sama orang lain ini sama artinya seperti juga Anda menghukum diri Anda sendiri. Maka dari itu apabila Anda ingin hidup bahagia dan damai, hilangkanlah segala racun kemarahan yang ada di pikiran Anda.

Marah menimbulkan permusuhan. Akibat marah kita bukan hanya bisa kehilangan sahabat saja, bahkan pasangan hidup Anda, kebanyakan perceraian terjadi akibat marah yang tak terkendalikan. Tanya saja sama diri sendiri apakah Anda mau mempunyai sahabat atau pasangan hidup yang memiliki sifat pemarah ? Pada saat kita ngambek, seringkali kita kehilangan kendali, akibatnya kita bisa menjadi buah tertawaan maupun hinaan orang, karena tingkah laku maupun ucapan-ucapan kita pada saat kita marah. Kata yang dikeluarkan itu seperti juga panah yang sudah dilepas dari busur, ia tidak bisa ditarik kembali, tetapi akibatnya bisa menusuk dan melukai orang selama bertahun-tahun. Mungkin orang yang dimaki-maki pada saat kita marah, tidak balas marah ataupun mengucapkan sepatah katapun juga, tetapi apakah kita bisa melihat dan merasakannya racun dari akibat amarah kita ini ?

Marah itu terjadi karena hal yang berlebihan. Kita mengharapkan sesuatu yang berlebihan, kita menilai diri sendiri yang berlebihan. Cobalah berusaha untuk menerima kenyataan tanpa harus ngambek, karena walaupun Anda ngambek sekalipun tidak akan bisa merubah kenyataan atau kejadian yang telah terjadi. Ngambek itu bukannya
solusi.

Sebelumnya ngambek cobalah usahakan untuk menenangkan diri sendiri sambil menarik nafas yang teratur atau menghitung dari satu s/d sepuluh. Meditasi dan berdoa juga bisa meredamkan rasa marah. Dan renungkanlah bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, setiap manusia pasti akan melakukan kebodohan maupun kesalahan tanpa
perkecualian; termasuk diri anda sendiri. Belajar sabar dan belajarlah pula untuk bisa memaafkan tanpa orang lain harus mengajukan permohonan maaf terlebih dahulu. Saya yakin Anda akan bisa mencapai umur panjang dan hidup bahagia.

Saya akhiri tulisan ini dengan mengutip: Aristoteles - The Nicomachean Ethics, Siapapun bisa marah, marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik, bukanlah hal mudah"

Mang Ucup
Email: mang.ucup@gmail.com
Homepage: www.mangucup.net

Sabtu, 19 Januari 2008

KESUKSESAN MENULARKAN KESUKSESAN

KESUKSESAN MENULARKAN KESUKSESAN

Ada seorang petani yang bisa menghasilkan panen yang berkualitas tinggi, berhasil memenangkan penghargaan Jagung Terbaik di wilayahnya. Setiap tahun, dia ikut serta dalam festival di negara bagiannya dan selalu memenangkan penghargaan dan hadiah.

Suatu hari seorang reporter surat kabar melakukan wawancara dan belajar satu hal yang menarik dari bagaimana petani itu menghasilkan jagungnya. Reporter itu menemukan bahwa petani itu selalu membagikan benih jagung supernya kepada semua tetangganya.

“Bagaimana anda bisa membagikan benih jagung anda yang terbaik kepada semua tetangga anda, sementara setiap tahun anda ikut berkompetisi dengan dengan mereka juga?” Reporter bertanya, “Mengapa pak?”

Petani itu menjawab, “Apakah anda tidak mengetahui? Angin akan menerbangkan serbuk sari benih jagung yang matang dan menyebarkannya dari satu ladang jagung ke ladang yang lain. Jika para tetangga saya hanya memiliki jagung yang tidak berkualitas, di bawah standar dan rendah mutunya, penyebaran serbuk sari itu justru akan menurunkan kualitas dari jagung saya. Jika saya ingin menghasilkan jagung yang baik, saya harus membantu para tetangga di sekitar saya untuk memiliki jagung yang berkualitas baik juga.”

Petani itu memberikan wawasan yang mengagumkan mengenai hubungan dalam kehidupan. Jagungnya tidak dapat ditingkatkan kualitasnya kecuali para tetangganya juga meningkatkan kualitas jagungnya. Jadi itu adalah dimensi dan daerah yang lain dalam kehidupan !

Siapa saja yang ingin memperoleh keharmonisan, harus membantu para tetangga dan teman-temannya untuk hidup dalam kedamaian.
Siapa saja yang ingin dapat hidup dengan baik, harus membantu orang lain bisa hidup dengan baik juga.
Nilai dari sebuah kehidupan diukur dari kehidupan disekitarnya yang bisa disentuhnya ...

"Karena kita bisa dikatakan mencapai Keberhasilan jika kita telah mampu menjadi orang BAIK."

Sukses tidak akan terjadi dalam kesendirian; tetapi dicapai lebih karena keikutsertaan dan prosess yang dilakukan bersama-sama.
Bagikan cara hidup yang lebih baik, gagasan dan pengetahuan yang baru dengan semua keluarga, teman, anggota tim, tetangga dan semua orang.

Seperti pepatah mengatakan : “Kesusesan menularkan kesuksesan”

“Tiap orang memiliki hal yang indah, tetapi tidak setiap orang bisa melihatnya ... “ Lakukan apa yang bisa anda kerjakan, untuk siapapun yang bisa anda temui, dengan apa yang anda miliki, dan di mana pun anda berada !

Sabtu, 12 Januari 2008

Rahasia si Untung

Rahasia si Untung

Kita semua pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstone ini. Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu si Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti si Untung, dont worry, ternyata beruntung itu ada ilmunya.

Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesan nya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.

Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?

Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi “berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini”. Kelompol sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: “berhenti menghitung sekarang dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!” Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.

Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya “scientific” ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:

1. Sikap terhadap peluang.

Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan?

Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalam an baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru.

Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: “Mr. Buffet!” Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.

2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.

Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “gut feeling”. Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan. Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.

Banyak teman saya yang bertanya, “mendengarkan intuisi” itu bagaimana? Apakah tiba2 ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu? Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan.

Karena ini subyektif, mungkin saja ada orang yang beneran denger suara.

Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:

- Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. “Gue kok tiba2 deg-deg an ya, mau dapet rejeki kali”, semacam itu. Badan kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi.

- Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.

3. Selalu berharap kebaikan akan datang.

Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.

4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.

Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: “wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus.

Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

Sekolah Keberuntungan.

Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School.
Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat “Luck Diary”, buku harian keberuntungan. Setiap hari, peserta harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi.

Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan.

Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, mereka semakin sadar betapa beruntungnya mereka. Dan sesuai prinsip “law of attraction”, semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.

Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk termans semua.

Siap mulai menjadi si Untung?

Jumat, 11 Januari 2008

Ciptakan Kehidupan, Bukan Sekedar Hidup

Ciptakan Kehidupan, Bukan Sekedar Hidup
Artikel Motivasi, by Resensinet

“Your successes and happiness are forgiven you only if you generously consent to share them. – Kesuksesan dan kebahagiaan akan sangat berarti jika kau mau berbagi dengan orang lain.” Albert Camus

Untuk dapat sekedar hidup, mungkin kita tidak perlu bersusah payah mencari peluang ataupun memikirkan bagaimana meningkatkan kualitas dan manfaat diri kita. Namun sebagai mahluk yang paling spesial diantara mahluk ciptaan Tuhan YME, kita berkewajiban untuk mendapatkan kehidupan yang berarti. Kita harus berupaya semaksimal mungkin. Sebuah pepatah bijak menyebutkan, “Find a meaningful need and fill it better than anyone else. – Kejarlah sesuatu yang bermakna, dan gunakanlah setiap peluang yang ada secara lebih baik dari siapapun.”

Ada beberapa langkah untuk menjadikan kehidupan kita menjadi lebih berarti. Langkah pertama adalah memperbesar kemauan untuk belajar. Manusia mempunyai pikiran yang luar biasa, maka gunakan pikiran tersebut untuk belajar menciptakan kemajuan-kemajuan dalam hidup. Kita dapat belajar dari berbagai hal, diantaranya adalah belajar kepada pengalaman hidup, kegagalan, kejadian sehari-hari, orang lain dan sebagainya. Maka tingkatkan terus kemauan belajar.

Langkah kedua supaya kehidupan kita lebih berati adalah mencoba melakukan sesuatu agar lebih dekat dengan impian yang diidamkan. Bekerjalah lebih keras, lebih aktif atau produktif. Langkah ini sangat efektif dalam meningkatkan kemungkinan mendapatkan uang, kekayaan atau segala sesuatu yang berharga bagi manusia.

Satu hal yang patut dijadikan pedoman bahwasanya kerja keras itu bukan semata-mata mengejar 5 P, yaitu power (kekuasaan), position (posisi), pleasure (kesenangan), prestige (kewibawaan) dan prosperity (kekayaan). Setiap usaha yang hanya berorientasi kepada lima hal tersebut memang menjamin kesuksesan atau bahkan hasil yang melimpah
ruah, tetapi tidak menjamin sebuah akhir yang menyenangkan. Contohnya adalah sebuah fakta tentang delapan orang miliarder di Amerika Serikat yang berkumpul di Hotel Edge Water Beach di Chicago, Illionis pada tahun 1923. Mereka adalah orang-orang yang sangat sukses, tetapi mengalami nasib tragis 25 tahun kemudian.

Salah seorang diantara mereka adalah Charles Schwab, CEO perusahaan besi baja ternama pada waktu itu, yaitu Bethlehem Steel. Tetapi Charles Schwab mengalami kebangkrutan total. Sehingga ia terpaksa berhutang untuk membiayai hidupnya selama 5 tahun sebelum meninggal. Yang kedua adalah Richard Whitney, President New York Stock Exchange. Namun pria ini ternyata menghabiskan sisa hidupnya dipenjara Sing Sing. Orang ketiga adalah Jesse Livermore, raja saham “The Great Bear” di Wall Street. Tetapi Jesse mati bunuh diri.

Orang ke empat adalah “The Match King”, Ivar Krueger, CEO perusahaan hak cipta, yang juga mati bunuh diri. Begitu juga dengan Leon Fraser, Chairman of Bank of International Settlement, ia mati bunuh diri. Yang keenam adalah Howard Hupson, CEO perusahaan gas terbesar di Amerika Utara. Tetapi ia sakit jiwa dan dirawat di rumah sakit jiwa
hingga akhir hidupnya. Arthur Cutton sebelumnya adalah pemilik pabrik tepung terbesar di dunia, tetapi ia meninggal di negri orang lain. Sedangkan Albert Fall, waktu itu ia adalah anggota kabinet presiden
Amerika Serikat. Namun ia meninggal di rumahnya di Texas ketika baru saja keluar dari penjara.

Di dunia ini tidak sedikit orang yang semula sangat sukses, tetapi merana di tahun-tahun terakhir kehidupan mereka. Kehidupan mereka seakan-akan tidak berarti meskipun sebelumnya sangat kaya raya. Upaya terbaik memang dapat menghasilkan kesuksesan besar, tetapi bukan berarti merupakan jaminan sebuah akhir kehidupan sebagai manusia yang penuh arti.

Karena itu langkah berikutnya yang harus kita lakukan adalah mengimbangi kerja keras dengan berbuat kebaikan. Seorang penulis pada abad 20-an yang berkebangsaan Perancis, André Gide, mendefinisikan kebaikan itu sebagai berikut; “True kindness presupposes the faculty of imagining as one’s own the suffering and joys of others. –
Kebaikan yang sesungguhnya adalah kemampuan merasakan penderitaan maupun kebahagiaan orang lain.”

Kerja keras yang diimbangi dengan berbuat kebaikan akan menghasilkan semangat yang tinggi untuk mendapatkan lebih dari apa yang dibutuhkan. Hal itu terdorong oleh keinginan untuk dapat berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Pada akhirnya kebaikan tersebut berpengaruh positif terhadap semangat hidup, motivasi, dan kemajuan
sikap dan ekonomi. James Allen, penulis buku berjudul As a Man Thinketh mengatakan, “Pemikiran serta perbuatan baik tidak mungkin mendatangkan hasil yang buruk; pemikiran dan perbuatan buruk tidak
mungkin mendatangkan hasil baik.”

Dengan belajar, bekerja keras dan berbuat kebaikan maka kita akan dapat menciptakan kehidupan yang jauh lebih berarti. Langkah-langkah sebagaimana dijelaskan diatas terbukti juga sangat efektif menjadikan kesan positif tentang diri kita tidak mudah dilupakan orang. Saya meyakini bahwa kita masih mempunyai banyak kesempatan dan potensi untuk mendapatkan kehidupan berharga itu dimanapun dan apapun pekerjaan kita.

Sumber: Make A Life, Not Merely A Living - Ciptakan Kehidupan, Bukan Sekedar Hidup oleh Andrew Ho.

Artikel Motivasi

Kamis, 10 Januari 2008

Berfokus Pada Kelebihan Diri

“Anak-anak, coba tuliskan tiga kelebihanmu, ” kata seorang guru yang hari itu menjadi pembimbing bagi anak-anak sekolah dasar.

Menit demi menit berlalu namun anak-anak itu seakan masih bingung.

Dengan setengah berakting, sang guru kemudian bersuara keras : “Ayo, tuliskan! Kalau ngga, kertasmu saya sobek lo.” Anak-anak manis itu seketika menjadi salah tingkah.

Beberapa di antara mereka, memang tampak mulai menulis. Salah satu di antara mereka menulis di atas kertas, “Kadang-kadang nurutin kata ibu. Kadang-kadang bantu ibu. Kadang-kadang nyuapin adik makan.”

Penuh rasa penasaran, sang guru bertanya kepadanya : “Kenapa tulisnya kadang-kadang? “. Dengan wajah penuh keluguan, sang bocah hanya berkata : “Emang cuma kadang-kadang, pak guru”

Ketika semua anak telah menuliskan kelebihan dirinya, sang guru kemudian melanjutkan instruksi berikutnya : “Sekarang anak-anak, coba tuliskan tiga kelemahanmu atau hal-hal yang buruk dalam dirimu.”

Seketika ruangan kelas menjadi gaduh. Anak-anak tampak bersemangat. Salah satu dari mereka angkat tangan dan bertanya : “Tiga saja, pak guru?”. “Ya, tiga saja!” jawab pak guru. Anak tadi langsung menyambung : “Pak guru, jangankan tiga, sepuluh juga bisa!”.

Apa pelajaran yang bisa kita petik dari cerita sederhana itu? Saya menangkap setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa kita pelajari. Salah satunya, kita sering tidak menyadari apa kelebihan diri kita karena lingkungan dan orang di sekitar kita jauh lebih sering mengkomunikasikan kepada kita kejelekan dan kekurangan kita.

Baru-baru ini, saya dan istri saya menyaksikan di sebuah televisi swasta pertunjukkan seni dari para penyandang cacat. Kami benar-benar terharu. Ada orang buta yang begitu piawai bermain piano atau kecapi. Pria tanpa lengan dan wanita muda yang tuli dapat menari dengan begitu indahnya. “Luar biasa, dia bisa menari dengan penuh penghayatan. Yang membuat saya heran, dia kan tuli tapi kok bisa mengikuti irama lagu dengan sangat tepat?”, kata istri saya terkagum-kagum.

Seorang pria buta yang bernyanyi dengan nada merdu sempat berkata, “Saudaraku, saya memiliki dua mata seperti Anda. Namun yang ada di depan saya hanyalah kegelapan. Ibu saya mengatakan saya bisa bernyanyi, dan ia memberi saya semangat untuk bernyanyi.”

Benarlah apa yang dikatakan Alexander Graham Bell : “Setelah satu pintu tertutup, pintu lainnya terbuka; tetapi kerap kali kita terlalu lama memandangi dan menyesali pintu yang telah tertutup sehingga kita tidak melihat pintu yang telah dibuka untuk kita.”
Fokuskan perhatian pada kelebihan kita dan bukan kelemahan kita.


Sumber: Tak Diketahui

Jangan Pernah Berhenti

Jangan Pernah Berhenti
September 14th, 2007 posted by support
Add comments

Jangan Pernah Berhenti
Penulis: Gede Prama

Sejumlah sejarahwan yakin, bahwa pidato Winston Churchill yang paling berpengaruh adalah ketika beliau berpidato di wisuda Universitas Oxford. Churchill mempersiapkan pidato ini selama berjam-jam. Dan ketika saat pidatonya tiba, Churchill hanya mengucapkan tiga kata : ‘never give up’ (jangan pernah berhenti).

Sejenak saya merasa ini biasa-biasa saja. Tetapi ketika ada orang yang bertanya ke saya, bagaimana saya bisa berpresentasi di depan publik dengan cara yang demikian menguasai, saya teringat lagi pidato Churchill ini.

Banyak orang berfikir kalau saya bisa berbicara di depan publik seperti sekarang sudah sejak awal. Tentu saja semua itu tidak benar. Awalnya, saya adalah seorang pemalu, mudah tersinggung, takut bergaul dan minder.

Dan ketika memulai profesi pembicara publik, sering sekali saya dihina, dilecehkan dan direndahkan orang. Dari lafal ‘T’ yang tidak pernah lempeng, kaki seperti cacing kepanasan, tidak bisa membuat orang tertawa, pembicaraan yang terlalu teoritis, istilah-istilah canggih yang tidak perlu, serta segudang kelemahan lainnya.

Tidak bisa tidur beberapa minggu, stress atau jatuh sakit, itu sudah biasa. Pernah bahkan oleh murid dianjurkan agar saya dipecat saja menjadi dosen di tempat saya mengajar.

Pengalaman serupa juga pernah dialami oleh banyak agen asuransi jempolan. Ditolak, dibanting pintu, dihina, dicurigai orang, sampai
dengan dilecehkan mungkin sudah kebal. Pejuang kemanusiaan seperti Nelson Mandela dan Kim Dae Jung juga demikian. Tabungan kesulitan yang mereka miliki demikian menggunung. Dari dipenjara,hampir dibunuh, disiksa, dikencingin, tetapi toh tidak berhenti berjuang.

Apa yang ada di balik semua pengalaman ini, rupanya di balik sikap ulet untuk tidak pernah berhenti ini, sering bersembunyi banyak
kesempurnaan hidup. Mirip dengan air yang menetesi batu yang sama berulang-ulang, hanya karena sikap tidak pernah berhentilah yang membuat batu berlobang.

Besi hanya menjadi pisau setelah ditempa palu besar berulang-ulang, dan dibakar api panas ratusan derajat celsius. Pohon beringin besar yang berumur ratusan tahun, berhasil melewati ribuan angin ribut, jutaan hujan, dan berbagai godaan yang meruntuhkan.

Di satu kesempatan di awal Juni 1999, sambil menemani istri dan anak-anak, saya sempat makan malam di salah satu restoran di depan hotel Hyatt Sanur Bali. Yang membuat kejadian ini demikian terkenang, karena di restoran ini saya dan istri bertemu dengan seorang penyanyi penghibur yang demikian menghibur.

Pria dengan wajah biasa-biasa ini, hanya memainkan musik dan bernyanyi seorang diri. Modalnya, hanya sebuah gitar dan sebuah organ. Akan tetapi, ramuan musik yang dihasilkan demikian mengagumkan. Saya dan istri telah masuk banyak restoran dan kafe. Namun, ramuan musik yang dihadirkan penyanyi dan pemusik solo ini demikian menyentuh. Hampir setiap lagu yang ia nyanyikan mengundang kagum saya, istri dan banyak turis lainnya. Rasanya susah sekali melupakan kenangan manis bersama
penyanyi ini. Sejumlah uang tip serta ucapan terimakasih saya yang dalam, tampaknya belum cukup untuk membayar keterhiburan saya dan istri.

Di satu kesempatan menginap di salah satu guest house Caltex Pacific Indonesia di Pekan Baru, sekali lagi saya bertemu seorang manusia mengagumkan. House boy (baca : pembantu) yang bertanggungjawab terhadap guest house yang saya tempati demikian menyentuh hati saya. Setiap gerakan kerjanya dilakukan sambil bersiul. Atau setidaknya sambil bergembira dan tersenyum kecil. Hampir semua hal yang ada di kepala, tanpa perlu diterjemahkan ke dalam perintah, ia laksanakan dengan sempurna. Purwanto, demikian nama pegawai kecil ini, melakoni profesinya dengan tanpa keluhan.

Bedanya penyanyi Sanur di atas serta Purwanto dengan manusia kebanyakan, semakin lama dan semakin rutinnya pekerjaan dilakukan, ia tidak diikuti oleh kebosanan yang kemudian disertai oleh keinginan untuk berhenti.

Ketika timbul rasa bosan dalam mengajar, ada godaan politicking kotor di kantor yang diikuti keinginan ego untuk berhenti, atau jenuh menulis, saya malu dengan penyanyi Sanur dan house boy di atas. Di tengah demikian menyesakkannya rutinitas, demikian monotonnya kehidupan, kedua orang di atas, seakan-akan faham betul dengan pidato Winston Churchill : “never give up.”

Anda boleh mengagumi tulisan ini, atau juga mengagumi saya, tetapi Anda sebenarnya lebih layak kagum pada penyanyi Sanur dan house boy di atas. Tanpa banyak teori, tanpa perlu menulis, tanpa perlu menggurui, mereka sedang melaksanakan profesinya dengan prinsip sederhana : “jangan pernah berhenti.”

Saya kerap merasa rendah dan hina di depan manusia seperti penyanyi dan pembantu di atas. Bayangkan, sebagai konsultan, pembicara publik dan direktur sebuah perusahaan swasta, tentu saja saya berada pada status sosial yang lebih tinggi dan berpenghasilan lebih besar dibandingkan mereka. Akan tetapi, mereka memiliki mental “never give up” yang lebih mengagumkan.

Kadang saya sempat berfikir, jangan-jangan tingkatan sosial dan penghasilan yang lebih tinggi, tidak membuat mental “never give up” semakin kuat.

Kalau ini benar, orang-orang bawah seperti pembantu, pedagang bakso, satpam, supir, penyanyi rendahan, dan tukang kebunlah guru-guru sejati kita.

Jangan-jangan pidato inspiratif Winston Churchill - sebagaimana dikutip di awal - justru diperoleh dari guru-guru terakhir.

Rabu, 09 Januari 2008

Tiga Langkah Lagi

Tiga Langkah Lagi

Kata menyesal sering terjadi disaat kita telah mengambil keputusan yang salah karena kita sudah putus asa. Bahkan akibat dari putus asa ini dapat menimbulkan kerugian materi. Seperti kisah seorang penambang emas berikut ini.

Ada seorang pria yang memiliki mata pencaharian sebagai penambang emas. Awalnya pria tersebut hanya mencari emas di tempat umum yang biasa orang mencari emas di sana, namun hasilnya kurang menggembirakan. Kemudian ditemukan sebidang tanah yang diperkirakan banyak mengandung emasnya. Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya pria tersebut memutuskan menjual rumah dan harta bendanya. Hasil dari penjualan tersebut dibelikan tanah yang diperkirakan banyak mengandung emas tadi.

Dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun demi tahun tanah tersebut terus menerus digali untuk mendapatkan emas yang diinginkan. Namun emas yang diharapkan tak kunjung ditemukan. Sudah banyak tenaga, materi, pemikiran yang dikeluarkan demi ditemukannya emas tersebut.

Pria tersebut putus asa dan akhirnya menyerah. Tanah tersebut kemudian dijual kepada orang lain. Tak berapa lama setelah tanah tersebut laku terjual, akhirnya ditemukanlah emas yang selama ini dicari-cari. Emas yang ditemukan tersebut jaraknya hanya 3 langkah dari tempat terakhir pria itu menggali.

Hal yang sama bisa terjadi pada bisnis yang lainnya. Seringkali suatu bisnis harus melalui waktu lama dalam proses pembangunannya sampai mendatangkan keuntungan bagi kita. Terutama bisnis yang akan memberikan penghasilan yang cukup besar. Kita perlu waktu membangun sistem, membangun merk dagang kita, mengembalikan modal, dan sebagainya, sebelum kita bisa mengantongi keuntungan.

Masalahnya banyak yang tidak sabar dengan proses ini, mereka ingin segera mendapatkan keuntungan dari bisnis. Saat lama tidak menghasilkan, mereka pun berhenti. Padahal, bisa jadi besok, satu minggu lagi, atau satu bulan lagi, keuntungan mulai berdatangan. Sabar memang diperlukan dalam menjalankan sebuah bisnis. Jangan sampai kita kehilangan keuntungan yang sebenarnya tinggal tiga langkah lagi.

Meraih Percaya Diri

Meraih Percaya Diri

Banyak strategi dan taktik yang bisa kita gunakan untuk meraih rasa percaya diri. Diantaranya harus dipraktekan langsung dalam satu sesi latihan. Namun bagi Anda yang tidak sempat latihan, saya tuliskan disini salah satu dari strategi meraih rasa percaya diri dengan mudah dan bisa dilakukan dalam kehidupan Anda sehari-hari.

* Pilihlah satu aktivitas dimana Anda merasa kurang percaya diri melakukannya.
* Tetapkan tolak ukur keberhasilan dari aktivitas tersebut.
* Contohnya berbicara saat rapat, Anda bisa menetapkan berbagai tolak ukur seperti berani berbicara, berbicara tanpa gemetar, birbicara tanpa kelu, berani menatap peserta rapat saat bicara, berani menatap bos Anda, dan sebagainya.
* Tetapkan taget Anda. Saat ini Anda takut untuk berbicara, tagetkanlah untuk berani berbicara meskipun hanya beberapa patah kata.
* Setelah satu target terpenuhi, tingkatkan target Anda misalnya berbicara tanpa gemetar (jika masih).
* Terus lakukan sampai Anda bisa mencapai semua keberhasilan yang Anda tetapkan Bersyukur dan buat perayaan, sekecil apapun.

Anda bisa melakukan langkah-langkah yang sama untuk keterampilan lain, misalnya dengan keterampilan tangan. Contohnya kemampuan Anda membuat hal-hal yang sangat detil. Contoh nyatanya ialah ada seorang yang tangannya dianggap tidak terampil. Jangan membuat kerajinan tangan, menancapkan paku ditembok saja tidak bisa. Tetapi setelah melakukan latihan seperti metode di atas, dia bisa membuat miniatur kapal laut yang sangat detil. Rasa percaya dirinya sekarang sudah sangat tinggi.

Inti dari strategi ini ialah peningkatan secara terus menerus. Sedikit demi sedikit tetapi jika Anda lakukan secara kontinyu Anda bisa menjadi seseorang yang mahir dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Anda juga bisa mahir berbisnis jika Anda mulai sekarang mulai berbisnis mulai dari kecil terlebih dahulu. Biasakanlah sehingga suatu saat Anda akan mahir berbisnis.

Memang teknik ini tidak menghasilkan rasa percaya diri dengan cepat. Tetapi hasil dari strategi ini akan mendalam dan berbekas yang lama. Dalam pelatihan yang saya selenggarakan, saya selalu menggabungkan konsep lambat tetapi membekas dengan konsep cepat. Setelah pelatihan Anda langsung percaya diri dan terus membekas di dalam diri Anda melalui latihan yang saya uraikan di atas. Selamat mencoba.

Kekuatan Mencoba

Kekuatan Mencoba

Anda pernah makan KFC? Meskipun makanan ini berasal dari negeri Paman Sam, tetapi sudah terkenal di dunia. Begitu juga dengan di Indonesia, hampir di setiap kota besar selalu ada KFC. Anda tidak akan kesulitan jika ingin makan daging ayam yang bermerk KFC ini.

Saya bukan promosi, saya hanya memaparkan keberhasilan KFC bisa merambah dunia, bisa menghasilkan jutaan dolar pertahun. Jika kita menengok bagaimana perjuangan pendirinya, Kolonel Sanders, seorang pensiunan tanpa modal, tanpa perusahaan, yang dia punya hanyalah resep ayam goreng.

Perjuangan kolonel Sanders tidaklah mudah, dengan bermodalkan sebuah mobil tua, dia
berkeliling mencari toko yang mau menggunakan resepnya dengan imbalan sebagian keuntungan. Puluhan rumah makan dia ketuk, maka dia mendapatkan puluhan kata “tidak”. Ratusan rumah makan dia kunjungi lagi, namun ratusan jawaban “tidak” kembali terdengar.

Apakah ia berhenti? Saat dia yang berkata tidak. Dia tidak berhenti, dia terus mencari rumah makan yang mau menggunakan resepnya, sampai 1009 rumah makan dia datangi dengan selalu menjawab perkataan “tidak”. Berarti dia mendapatkan penolakan sampai 1009 kali. Setelah itulah dia mendapatkan jawaban “ya”.

Mari kita renungkan diri kita, sudahkan kita melakukan usaha seperti yang dilakukan kolonel Sanders dalam membangun bisnis kita? Sudahkan kita berusaha menawarkan ide kita kepada puluhan, ratusan, bahkan ribuan orang? Sudahkah kita mencoba dan mencoba lagi ketiga gagal?

Saya sering menemukan orang yang mengatakan bahwa bisnis itu susah, sementara apa yang dilakukan mereka belumlah optimal. Seringkali kita mengurungkan ide kita karena baru mendapatkan kritik dari segelintir orang. Sering kita tidak mau berbisnis hanya karena orang lain sudah melakukannya.

Jika Sanders mau mencari alasan saat dia mencoba 1000 kali, bisa saja. Dia bisa saja mengatakan “Saya sudah mencoba 1000 kali dan gagal, saya sudah berusaha.” Tetapi kenyataannya tidak, dia tetap mencoba dan mencoba meskipun sudah ribuan kali gagal. Yang lucu, pernah ada orang protes kepada teman saya (trainer bisnis) bahwa bisnis percetakan itu susah. Teman saya menanyakan berapa kali dia menawarkan produk, jawabannya hanya tiga kali. Lucu!

Apakah Harus Menyerah?

Apakah Harus Menyerah?

Sabar tidak Berarti Menyerah
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak menyerah . Allah menyukai orang-orang yang sabar. QS Ali Imran:146 menggambarkan bagaimana kokohnya para pengikut para nabi. Mereka berperang dan mereka ditimpa bencana, tetapi mereka tidak lemah, tidak lesu dan tidak menyerah. Mengapa ketakwaan dan kesabaranlah yang membuat mereka begitu kokoh setegar batu karang diterpa air laut.

Perang dan Bencana Dihadapan Kita
Kita, saat ini, sama seperti para pengikut nabi yang digambarkan pada ayat di atas. Kita saat ini sedang berperang dan sedang ditimpa becana. Dengan kata lain kita saat ini sedang menghadapi musuh dan sedang ditimpa musibah yang cukup besar.

Siapa musuh kita? Musuh kita bukan hanya orang yang ingin menghancurkan Islam saja, tetapi yang termasuk musuh kita juga adalah kebodohan, kemiskinan, keterbelakan, dan jauhnya umat Islam dari Islam. Bukan itu semua harus kita perangi?

Kita juga sedang ditimpa bencana, bukan hanya tsunami, gunung Merapi yang sebentar lagi meletus, bukan hanya banjir dimana-mana, atau wabah-wabah penyakit. Bencana yang tidak kalah mengerikan ialah hilangnya semangat masyaratkan untuk memperbaiki diri dan hilangnya hati nurani sebagian besar pemimpin kita.

Sifat anarkis yang sering kita jumpai di TV, adalah bukti nyata keputus-asaan masyarakat karena merasa tidak ada usaha lain lagi yang bisa diperbuat. Sementara sebagian pejabat hanya berbicara saja atau pragmatis saja tanpa tindakan nyata memperbaikinya.

Bersabarlah!
Bersabar bukan berarti harus diam. Bersabar artinya tidak menyerah, artinya lagi tetap dalam perjuangan. Tetap berperang dan tetap memperbaiki diri. Akan lebih baik bukan untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain disekitar Anda karena ujung-ujungnya akan berdampak kepada Anda juga. Bagaimana supaya bisa bersabar? Ayat berikut akan menjawab pertanyaan ini:

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS Al Baqarah:45-46).

Anda akan mudah bersabar jika Anda termasuk orang-orang yang khusyu’ yaitu orang yang meyakini akan menemuai Tuhannya dan yakin bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. Bagi orang-orang khusyu’ berputus asa atau menyerah adalah pantangan karena meraka yakin bahwa segala yang datang itu dari Allah SWT dan akan kembali kepada Allah SWT.

Sementara kekhusyu’-an akan datang jika Anda memiliki ilmu dan secara konsisten mendengarkan serta memahami kandungan Al Quran, seperti yang dijelaskan dalam ayat berikut:

Katakanlah: “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman . Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi”. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. (Al Israa’:107-109).
Category: Diri

Jangan Mengubur Harapan

Jangan Mengubur Harapan

Mari kita renungi, mungkin sering kita ucapkan atau setidaknya kita sering mendengar suatu ungkapan. Ungkapan tersebut berbunyi “Ah, uang dari mana untuk membelinya?” Perkataan ini keluar saat orang tersebut merasa tidak punya uang untuk membeli kebutuhannya. Ada juga yang mengatakan, “Bukannya tidak mau mengkuliahkan anak, tetapi uang dari mana?” Dan berbagai uangkapan senada lainnya. Apakah ini menjadi masalah?

Tentu saja. Ada beberapa impilakasi dari ungkapan ini yang sebenarnya tidak baik untuk keberhasilan kita. Jika terus saja kita mengucapkan kalimat seperti ini, bisa jadi akan menghambat keberhasilan kita dalam hidup.

* Pertama, kita mendahului ketentuan Allah. Kata siapa kita tidak akan punya uang terus? Boleh saja kita tidak memiliki uang saat ini, tetapi bukan berarti tidak akan punya uang selamanya. Bisa saja besok atau lusa kita akan mendapatkan uang. Bisa saja Allah sudah merencanakan rezeki buat kita, kita tidak pernah tahu.
* Kedua, jika dilihat dari segi Hukum Daya Tarik, kalimat tersebut tidak mencerminkan proses penerimaan. Bagaimana Anda bisa menarik apa yang Anda inginkan jika Anda tidak dalam kondisi menerima?
* Ketiga, melemahkan motivasi. Jika kita sudah mengatakan bahwa kita tidak akan mendapatkannya maka kita akan kehilangan motivasi untuk mendapatkan keinginan kita. Meskipun, Anda boleh berkata bahwa itu hanya basa basi, tetapi pikiran bawah sadar kita tidak mengetahui apakah itu basa basi atau serius.

Ungapan tersebut sama dengan kita mengubur harapan kita sendiri. Meski hanya sebagian harapan kita yang terkubur, tetap saja memberikan kontribusi dalam mengurangi motivasi diri kita. Padahal, seperti yang dijelaskan pada ebook saya, Motivasi Diri, bahwa salah satu pemicu motivasi adalah adanya harapan untuk meraih apa yang kita inginkan.

Mulai sekarang, marilah kita lebih memperhatikan apa yang kita katakan. Ucapan, perkataan, perbincangan, dan pikiran kita mempengaruhi keberhasilan kita. Sadar atau tidak sadar, tetapi hal ini terjadi. Alangkah baiknya jika kita ganti dengan kata-kata yang lebih positif. Misalnya:

“Insya Allah, kita akan mendapatkannya.”
“Insya Allah, kita bisa membelinya.”

dan berbagai kalimat positif lainnya yang memberikan harapan positif kepada kita.

Motivasi Belajar

Motivasi Belajar

Pengembangan diri adalah belajar, belajar adalah pengembangan diri. Jika Anda ingin lebih sukses dibanding pencapaian Anda saat ini, kuncinya ialah jangan pernah berhenti belajar. Hanya dengan belajarlah Anda akan berkembang dan menjadi lebih baik. Jadi untuk mengukur sejauh mana Anda bisa berkembang ialah dengan mengukur sejauh mana motivasi belajar Anda. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar?

Kita harus mengenal terlebih dahulu, apa saja yang melemahkan motivasi belajar. Seringkali semua ini hanyalah mitos belaka. Suatu keyakinan negatif yang meracuni diri kita sehingga malas belajar atau tidak memiliki motivasi belajar. Berikut adalah beberapa mitos tersebut:

1. “Ah Teori!” Banyak orang yang tidak mau belajar karena mereka tidak suka teori. Menurut mereka teori tidak penting, yang penting adalah praktek. Betul, tidak salah sama sekali. Sehebat apa pun teori yang Anda miliki jika tidak diiringi praktek, maka semuanya akan percuma. Namun saat Anda langsung praktek, maka Anda tetap saja akan belajar, yaitu belajar pada pengalaman Anda sendiri. Anda mungkin akan mencoba-coba mencari yang benar. Belajar kepada pengalaman orang lain yang sudah lebih dulu sukses adalah untuk mengurangi coba-coba Anda, sehingga Anda akan lebih cepat untuk berhasil. Teori saja memang salah. Langsung praktek bisa sering salah. Teori ditambah praktek adalah yang terbaik. Belajarlah.
2. Saya sudah tua, sulit untuk belajar. Tidak ada kata terlalu tua untuk belajar. Kesulitan belajar karena Anda sendiri yang menghentikan belajar sehingga pola pikir kita menjadi berubah, dari pola pikir belajar menjadi pola pikir yang tertutup. Saat kualiah saya melihat banyak dosen yang sudah senior masih tetap membeli buku dan belajar. Mereka sudah tua tetapi masih belajar karena mereka biasa belajar. Jika Anda merasa sulit belajar, biasakanlah belajar meskipun sedikit demi sedikit sampai Anda terbiasa lagi belajar.
3. Tidak ada waktu. Jika Anda sudah membaca ebook saya Seni Mengelola Waktu, maka Anda tidak akan lagi mengatakan bahwa tidak ada waktu. Alasan tidak ada waktu hanya ilusi belaka. Semua orang memiliki waktu, tetapi mengapa orang lain bisa tetapi Anda tidak? Bukan waktu yang menjadi masalah, tetapi pilihan Anda. Apakah Anda mau memprioritaskan belajar atau tidak?

Inilah tiga hal yang sering menjadi penghambat motivasi belajar. Semua mitos ini sudah terjawab. Dan Anda harusnya sudah mulai mau belajar dengan membaca buku, ebook, mengikuti seminar, pelatihan, dan berbagai cara lainnya untuk mempercepat sukses Anda. Selamat belajar. Yang rajin yaa…

Ciri-ciri Orang Sukses

Ciri-ciri Orang Sukses

Salah satu ciri orang sukses ialah mampu mendorong diri untuk mengambil tindakan selalu. Mereka dengan tekun berusaha sampai tujuannya tercapai. Mereka bisa terus menerus mengambil tindakan sehingga semakin hari semakin dekat dengan sukses. yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana bisa mereka terus bertindak?

Ada tujuh hal yang bisa mendorong setiap orang mampu bertindak secara konsisten. Jika Anda memiliki ketujuh hal ini, maka Anda akan mampu terus menerus mendorong diri Anda untuk tetap bertindak. Apa saja ketujuh hal tersebut? Tidak sabar ya? Ini dia ketujuh hal pemicu motivasi Anda.

Ciri pertama ialah gairah yang menyala.
Gairah adalah gaya batin yang mendorong Anda untuk bertindak. Gairah seringkali dihubungkan dengan masalah seksual, karena gambaran gairah bisa dilihat pada gairah seksual. Bukankan hal yang konyol, seseorang sampai tega memperkosa. Ini akibat suatu gairah yang tidak tertahankan. Jika seandainya gairah bisa kita arahkan ke arah yang positif, maka kita bisa melakukan tindakan-tindakan positif yang luar biasa.

Ciri yang kedua adalah kepercayaan yang memberdayakan.
Apa bedanya kepercayaan orang sukses dengan orang yang gagal? Orang gagal memiliki kepercayaan yang membatasi dia untuk bertindak dan berpikir. Kepercayaan memang bisa membatasi tindakan, bahkan berpikir juga. Sementara orang yang sukses memiliki kepercayaan yang memberdayakan. Kepercayaan yang akan membuat dia bertindak dan berpikir besar, sehingga bisa menghasilkan hasil-hasil yang besar.

Ciri yang ketiga adalah strategi yang jitu.
Strategi ialah bagaimana kita menempatkan diri kita di dalam lingkungan sehingga akan menguntungkan diri kita. Strategi juga meliputi bagaimana kita mengorganisasikan sumber daya yang ada. Seperti seorang panglima perang, dia bisa mengorganisasikan pasukan, perbekalan, dan persenjataan untuk memenangkan perang. Inilah yang disebut dengan strategi perang.

Ciri yang keempat adalah nilai-nilai yang mengarahkan.
Nilai-nilai adalah sistem kepercayaan yang menentukan baik dan buruk, benar dan salah. Nilai-nilai berguna untuk mengarahkan hidup kita, sehingga berjalan dengan mulus dan lancar sehingga memudahkannya untuk mencapai tujuan. Kejelasan nilai-nilai akan membuat hidup Anda begitu efektif karena sesuai dengan hal-hal yang Anda hadapi. Inilah mengapa Motivasi Islami muncul, agar kita berjalan meraih sukses disertai nilai-nilai islami.

Ciri yang kelima ialah energi yang melimpah.
Seperti sebuah kendaraan, tidak akan bisa bertindak jika tidak memiliki energi yang mencukupi. Oleh karena itu kita harus selalu mempersiapkan energi kita agar bisa tetap bertindak. Namun bukan hanya energi fisik, juga energi intelektual, dan energi spiritual. Semuanya diperlukan.

Ciri yang keenam adalah relasi yang harmonis.
Semua orang sukses, selalu dicirikan dengan kemampuan menjalin relasi yang baik dengan orang lain. Orang yang sukses memiliki kemampuan mengembangkan simpati sesama, tidak peduli apa pun latar belakangnya. Rezeki sering datang melalui silaturahim.

Ciri yang ketujuh adalah komunikasi yang baik.
yang dimaksudkan bukan hanya cara berkomunikasi dengan sesama, tetapi juga cara berkomunikasi dengan diri sendiri. Berkomunikasi dengan sesama yang baik akan menghasilkan relasi yang harmonis. Sementara komunikasi dengan diri sendiri akan menentukan kualitas hidup kita. eBook Beautiful Mind adalah ebook yang membahas bagaimana cara berkomunikasi dengan diri sendiri yang menghasilkan sukses.

Adakah Anda memiliki ciri-ciri tersebut? Saya yakin Anda sudah memiliki ciri-ciri tersebut. Jika Anda ingin sukses, yang kita perlukan ialah belajar dan melatih diri untuk menyempurnakan ciri-ciri orang sukses melekat pada diri kita. Selamat belajar dan berlatih.

Mengapa Harus Bersaing?

Mengapa Harus Bersaing?

Persaingan seringkali menjadi kata yang menakutkan bagi seseorang, teruma bagi mereka yang merasa tidak percaya diri. Orang tersebut akhirnya tidak pernah berusaha untuk mencapai hasil yang terbaik, sebab dia takut bersaing. Ada juga yang mengatakan persaingan itu adalah positif sebab akan menggali potensi kita. Namun ada juga konsep lain yang mengatakan kita tidak perlu bersaing. Mana yang benar?

Saya sempat menganjurkan untuk memiliki semangat bersaing. Maksud saya, agar kita selalu membina diri untuk menjadi yang lebih baik, bukan untuk mengalahkan orang lain. Supaya kita terus mengembangkan diri mencapai pencapaian terbaik dan bisa meraih kemenangan. Intinya kita harus selalu melakukan yang terbaik dan kita menjadi unggul, karena hanya keunggulanlah yang akan mengantarkan kita kepada keberhasilan. Inti dari semangat bersaing ini agar kita menjadi pilihan utama orang lain.

Kita tidak perlu berusaha untuk mengalahkan orang lain. Mengapa? Sebab sumber daya begitu melimpah, rezeki sudah disediakan oleh Allah, dan juga sudah diatur oleh Allah untuk kita. Namun jika Allah akan menambah rezeki kepada kita, karena do’a dan usaha kita, hal ini sama sekali tidak perlu mengurangi jatah orang lain. Begitu juga, saat Allah memberikan rezeki kepada orang lain, jatah kita tidak akan dikurangi. Allah tidak akan pernah kehabisan sumber untuk memberi rezeki kepada kita karena Allah Sumber dari segala sumber.

Lalu, mengapa ada orang yang bangkrut karena kalah bersaing dengan perusahaan lain? Perlu kita pahami bahwa kebangkrutan dia bukan karena kalah oleh orang lain. Orang yang bangkrut ini karena justru dia tidak memiliki semangat keberlimpahan. Dia tetap saja pada produk atau jasa yang sama dengan bisnis orang lain. Secara dia sadar dia menyatakan rezeki hanya dari produk atau jasa yang bersangkutan. Padahal Anda sendiri setuju bahwa rezeki bisa datang dengan berbagai cara dan dari berbagai produk dan jasa.

Saya ingat tulisan Hermawan Kartajaya, saat ada orang yang akan membuat supermarket online, dia menganjurkan untuk membidik pasar lain yang lebih spesifik. Sudah banyak supermarket yang ada mengapa harus membuat lagi. Kecuali memiliki kekuatan yang sama dengan supermarket yang sudah ada untuk menarik pelanggan. Intinya buatlah produk atau bisnis yang berbeda.

Betul, perbedaan inilah yang membuat bisnis tidak perlu bersaing. Kita akan bersaing jika kita memiliki produk atau jasa yang sama. Jika kita memiliki produk atau jasa yang berbeda maka kita tidak akan pernah bersaing selama. Sehingga muncullah suatu konsep pemasaran yang disebut dengan differentiation. Jadilah berbeda, baik dalam konteks dan konten.

Jadi kita tidak perlu lagi memiliki semangat untuk mengalahkan. Buatlah produk atau jasa yang berbeda. Miliki keterampilan yang berbeda. Jangan lupakan dengan satu pembeda yang tidak akan pernah bisa disamai oleh orang lain, yaitu diri Anda. Setiap orang itu adalah unik. Manfaatkan keunikan diri Anda untuk menciptakan produk dan jasa yang berbeda.

Memecahkan Rekor

Setiap orang yang berhasrat besar untuk menjadi manusia yang lebih baik perlu merenungkan kata-kata Stuart B. Johnson berikut
ini: “Urusan kita dalam kehidupan ini bukanlah untuk mendahului orang lain, tetapi untuk melampaui diri kita sendiri, untuk memecahkan rekor kita sendiri, dan untuk melampaui hari kemarin dengan hari ini.”

Dalam era hiper kompetisi dewasa ini, bagaimana kita memahami kalimat yang demikian itu? Bukankah kita harus bersaing dengan orang lain, dengan siapa saja yang berusaha mengalahkan kita? Jika demikian cara berpikir kita, maka cerita yang dikirim seorang kawan berikut ini mungkin menarik untuk menjadi bahan renungan.

LOMPATAN SI BELALANG…. .

Di suatu hutan, hiduplah seekor belalang muda yang cerdik. Belalang muda ini adalah belalang yang lompatannya paling tinggi di antara sesama belalang yang lainnya. Belalang muda ini sangat membanggakan kemampuan lompatannya ini. Sehari-harinya belalang tersebut melompat dari atas tanah ke dahan-dahan pohon yang tinggi, dan kemudian makan daun-daunan yang ada di atas pohon tersebut. Dari atas pohon tersebut belalang dapat melihat satu desa di kejauhan yang kelihatannya indah
dan sejuk. Timbul satu keinginan di dalam hatinya untuk suatu saat dapat pergi ke sana.

Suatu hari, saat yang dinantikan itu tibalah. Teman setianya, seekor burung merpati, mengajaknya untuk terbang dan pergi ke desa tersebut. Dengan semangat yang meluap-luap, kedua binatang itu pergi bersama ke desa tersebut. Setelah mendarat mereka mulai berjalan-jalan melihat keindahan desa itu. Akhirnya mereka sampai di suatu taman yang indah berpagar tinggi, yang dijaga oleh seekor anjing besar. Belalang itu bertanya kepada anjing, “Siapakah kamu, dan apa yang kamu lakukan di sini?”

“Aku adalah anjing penjaga taman ini. Aku dipilih oleh majikanku karena aku adalah anjing terbaik di desa ini,” jawab anjing dengan
sombongnya.

Mendengar perkataan si anjing, panaslah hati belalang muda. Dia lalu berkata lagi, “Hmm, tidak semua binatang bisa kau kalahkan. Aku menantangmu untuk membuktikan bahwa aku bisa mengalahkanmu. Aku menantangmu untuk bertanding melompat, siapakah yang paling tinggi diantara kita.”

“Baik,” jawab si anjing. “Di depan sana ada pagar yang tinggi. Mari kita bertanding, siapakah yang bisa melompati pagar tersebut.”

Keduanya lalu berbarengan menuju ke pagar tersebut. Kesempatan pertama adalah si anjing. Setelah mengambil ancang-ancang, anjing itu lalu berlari dengan kencang, melompat, dan berhasil melompati pagar yang setinggi orang dewasa tersebut tersebut. Kesempatan berikutnya adalah si belalang muda. Dengan sekuat tenaga belalang tersebut melompat. Namun, ternyata kekuatan lompatannya hanya mencapai tiga perempat tinggi pagar tersebut, dan kemudian belalang itu jatuh kembali ke tempatnya semula. Dia lalu mencoba melompat lagi dan melompat lagi, namun ternyata gagal pula.

Si anjing lalu menghampiri belalang dan sambil tertawa berkata, “Nah, belalang, apa lagi yang mau kamu katakan sekarang? Kamu sudah kalah.”

“Belum,” jawab si belalang. “Tantangan pertama tadi kamu yang menentukan. Beranikah kamu sekarang jika saya yang menentukan
tantangan kedua?”

“Apa pun tantangan itu, aku siap,” tukas si anjing.

Belalang lalu berkata lagi, “Tantangan kedua ini sederhana saja. Kita berlomba melompat di tempat. Pemenangnya akan diukur bukan dari seberapa tinggi dia melompat, tapi diukur dari lompatan yang dilakukan tersebut berapa kali tinggi tubuhnya.”

Anjing kembali yang mencoba pertama kali. Dari hasil lompatannya, ternyata anjing berhasil melompat setinggi empat kali tinggi
tubuhnya. Berikutnya adalah giliran si belalang. Lompatan belalang hanya setinggi setengah dari lompatan anjing, namun ketinggian
lompatan tersebut ternyata setara dengan empat puluh kali tinggi tubuhnya. Dan belalang pun menjadi pemenang untuk lomba yang kedua ini. Kali ini anjing menghampiri belalang dengan rasa kagum.

“Hebat. Kamu menjadi pemenang untuk perlombaan kedua ini. Tapi pemenangnya belum ada. Kita masih harus mengadakan lomba ketiga,” kata si anjing.

“Tidak perlu,” jawab si belalang. “Karena, pada dasarnya pemenang dari setiap perlombaan yang kita adakan adalah mereka yang menentukan standar perlombaannya. Pada saat lomba pertama kamu yang menentukan standar perlombaannya dan kamu yang menang. Demikian pula lomba kedua saya yang menentukan, saya pula yang menang.” “Intinya adalah, kamu dan saya mempunyai potensi dan standar yang berbeda tentang kemenangan. Adalah tidak bijaksana membandingkan potensi kita dengan
yang lain. Kemenangan sejati adalah ketika dengan potensi yang kamu miliki, kamu bisa melampaui standar dirimu sendiri. Iya nggak sih?”

Cerita sederhana di atas pernah membuat saya malu pada diri sendiri. Ketika masih berumur awal 30-an tahun, betapa sering saya membanding-bandingkan diri saya dengan orang lain. Membandingkan antara profesi saya dengan profesi si Anu, antara pendapatan saya dan pendapatan si Banu, antara mobil saya dengan mobil si Canu, antara kesuksesan saya dengan kesuksesan si Danu, dan seterusnya. Hasilnya? Ada kalanya muncul perasaan-perasaan negatif, seperti iri hati atau kecewa pada diri sendiri, yang menganiaya rasa syukur atas kehidupan. Namun kala yang lain muncul juga semacam motivasi untuk bisa lebih maju dan
berusaha lebih tekun agar bisa melampaui orang lain (pesaing?).

Belakangan, saya menemukan cara bersaing yang lebih cocok untuk diri sendiri. Saya mulai mengukur kemajuan saya tahun ini berdasarkan prestasi saya tahun kemarin. Saya tetapkan bahwa tahun ini saya harus lebih sehat dari tahun kemarin; pendapatan dan sumbangan tahun ini diupayakan lebih tinggi dari tahun lalu; pengetahuan yang disebarkan tahun ini ditingkatkan dari tahun silam; relasi dan tali silahturahmi juga direntangkan lebih lebar; kualitas ibadah diperdalam; perbuatan baik dipersering; dan seterusnya. Dengan cara ini, saya ternyata lebih mampu mengatasi penyakit-penyakit seperti iri hati, dengki, dan rasa kecewa pada diri. Berlomba untuk memecahkan rekor pribadi yang baru, melampaui rekor yang tercapai di masa lalu, ternyata
menimbulkan keasyikan dan rasa syukur yang membahagiakan.

Mungkin benar kata orang bijak dulu: kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain, melainkan kemenangan atas hawa nafsu diri sendiri. Setujukah?

Sumber: Memecahkan Rekor oleh Andrias Harefa.

Minggu, 06 Januari 2008

Mempertahankan Motivasi

Dalam perjalanan ke luar kota, seorang ustadz meminta supirnya untuk mencuci mobil di suatu tempat peristirahatan. Dengan enteng supirnya menjawab,

“Tidak usah ustadz, nanti juga kotor lagi.”

Sang Ustadz tidak menjawab, dia hanya tersenyum menanggapi jawaban supirnya. Namun, ternyata ada sebuah rencana besar yang memberikan hikmah baik kepada si supir maupun kepada kita.

Sampai pada waktu makan, Ustadz dan rombongannya masuk ke sebuah rumah makan, tidak terkecuali supir. Ustadz ini memang tidak membeda-bedakan orang, dia selalu memperlakukan supirnya dengan baik, dengan cara makan dan tidur di tempat yang sama atau setara dengannya.

Saat si supir akan mengambil nasi, piringnya di ambil oleh ustadz. Supir pun kaget.

“Mengapa ustadz? Saya tidak boleh makan?” tanya supir keheranan.

“Betul, kamu tidak usah makan.” kata ustadz dengan tenangnya.

“Mengapa ustadz? Saya kan lapar juga.” katanya bertanya-tanya.

“Tidak usah makan, nanti juga lapar lagi!” kata ustadz.

Si supir tertegun. Kemudian dia sadar. Sambil tertawa dia berkata,

“OK dech, setelah makan nanti saya cuci mobilnya.”

Ini adalah cerita nyata yang disampaikan ustadz itu sendiri belasan tahun yang lalu. Sebuah cerita yang penuh hikmah. Semoga cerita ini memberikan jawaban kepada orang yang mengeluh karena setelah mengikuti pelatihan motivasi, motivasinya turun lagi. Katanya, buat apa ikut pelatihan motivasi karena tidak bertahan lama.

Setelah kita menge-charge handphone kita, nanti banterenya akan habis lagi. Apakah menjadi alasan kita tidak menge-charge HP kita? Setelah tidur kita ngantuk lagi, apakah kita tidak perlu tidur? Setelah mandi kita akan kotor lagi, apakah kita tidak perlu mandi? Bahkan dalam masalah keimanan ada istilah futur, apakah kita tidak usah mempertebal iman kita?

Begitu juga, apakah kita tidak perlu mencari nafkah karena uang kita akan habis lagi? Sahabat, habis dan berkurang adalah suatu realita, justru itulah kita perlu mengisi dan mengisi lagi. Kotor adalah suat realita, oleh karena itu kita perlu membersihkannya secara terus menerus. Begitu juga motivasi itu akan turun atau berkurang, oleh karena itu kita perlu menyegarkan motivasi kita lagi.

Ikuti pelatihan atau seminar motivasi setidaknya 2 kali dalam setahun. Bacalah buku atau ebook motivasi setidaknya 1 buku/ebook per bulan. Kemudian Anda bisa bisa melakukan aktivitas harian yaitu mensyukuri nikmat, merenungkan hikmah, membaca artikel, dan berkumpul dengan orang-orang positif.

Semua cara ini bisa efektif jika kita sudah membuka belenggu yang ada di dalam
pikiran kita. Menghilangkan luka emosi dan menerapkan sistem manajemen diri.

Oleh by Rahmat Mr. Power (motivasi islami)

Sabtu, 05 Januari 2008

Orang Sukses Bertahan Hingga Akhir

Bayangkan ada dua orang yang sedang berusaha untuk memecahkan sebuah batu besar. Sebut saja Pak Yakin dan pak Ragu. Mereka berdampingan dan masing-masing memegang sebuah palu ukuran besar. Di hadapan mereka masing-masing ada sebuah batu yang harus dihancurkan. Dengan sekuat tenaga palu tersebut diayunkan menghantam batu besar tsb. secara bersama-sama. Apa yang terjadi? Batu pertama tidak berubah sedikitpun begitu juga batu kedua. Lalu mereka ayunkan lagi palu tsb. Sama saja, kedua batu itu tidak tergores sedikitpun. Terus mereka berdua mencobanya hingga mencapai puluhan kali. Sampai kepada hantaman yang ke-99 tidak ada perubahan sama sekali.

“Ah, sudahlah, percuma saja kita membuang-buang tenaga, batu ini keras sekali tidak bisa dihancurkan,� kata Pak Ragu.

“Bersabarlah kawan, Insya Allah bisa kita hancurkan,�jawab Pak Yakin. “Ya sudah kau teruskan saja pekerjaan sia-sia ini, aku mau pulang saja,� kata Pak Ragu dengan kesal.

“Aku yakin sebentar lagi batu ini akan hancur,� jawab Pak Yakin dengan senyum. “ Terserah kaulah, bagiku batu itu seperti terbuat dari baja, percuma saja,� Pak Ragu berkata demikian sambil bergegas meninggalkan tempat itu dengan putus asa.

Tidak lama setelah Pak Ragu pergi, Pak Yakin kembali mengangkat palunya ke udara, dan bersiap menghantam kembali batu tsb. “Bismillaahirrohmaanirrohiim, Allaaaahu Akbar…….bammmmm,� Pak Yakin melihat sedikit retakan pada batu tsb. Semakin yakinlah ia bahwa batu itu bisa dihancurkan. Kembali ia mengayunkan palunya dan menghantamkan pada batu tsb, “bammmmm……,� akhirnya batu tsb. terbelah pada pukulan yang ke-101.

“Alhamdulillah, aku berhasil,� Pak Yakin bersyukur pada Allah.

Kisah singkat di atas menggambarkan kepada kita betapa pentingnya sikap mental berjuang, tidak mudah putus asa, semangat dan yakin akan kesuksesan dan pertolongan dari Allah. Pak Ragu dan Pak Yakin pada awalnya bersemangat untuk menghancurkan batu tsb. Namun setelah pukulan yang ke-99 Pak Ragu menyerah, sedangkan Pak Yakin tetap berjuang. Dan akhirnya batu tsb. dapat terbelah. Pak Ragu tidak sadar bahwa sebetulnya hantaman-hantaman yang ia lakukan sebetulnya sudah melemahkan struktur di dalam batu tsb. Walaupun tidak nampak dari luar. Namun karena ia menyerah begitu saja, maka jadilah ia orang yang gagal. Sedangkan Pak Yakin menjadi sukses karena mampu bertahan dan bersabar. Maka, yang menjadi sia-sia, membuang-buang waktu adalah Pak Ragu, bukan Pak Yakin. Bayangkan, hanya menunggu dua kali hantaman lagi sebenarnya batu itu dapat dihancurkan, sayang sekali bukan? Maka, jika kita menemukan sebuah kesulitan, janganlah mudah menyerah dalam mengatasinya. Allah Maha Mengetahui ukuran kesulitan yang kita hadapi. Yakinlah bahwa kita bisa mengatasinya.

Oleh: Martha Yoga
Email: mr.hyogx@gmail.com
Blog: http://rizkionline.blogspot.com
Posted by yoga in Profil Orang Sukses

Selasa, 01 Januari 2008

Jangan Jadi Gelas

JANGAN JADI GELAS

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

?Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu? ? sang Guru bertanya.

?Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya, ? jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. ?Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam.

Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.?

Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

?Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu,? kata Sang Guru. ?Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.?

Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

?Bagaimana rasanya?? tanya Sang Guru.

?Asin, dan perutku jadi mual,? jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

?Sekarang kau ikut aku.? Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. ?Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.?

Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.

?Sekarang, coba kau minum air danau itu,? kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, ?Bagaimana rasanya??

?Segar, segar sekali,? kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana . Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.

Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

?Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi??

?Tidak sama sekali,? kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

?Nak,? kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. ?Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.?

Si murid terdiam, mendengarkan.

?Tapi Nak, rasa `asin? dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ?qalbu?(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.?